Poros Ketiga Gagal, Demokrat Merapat ke Gerindra
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Minggu, 18 Mei 2014 12:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ramadhan Pohan, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, mengatakan peluang partainya merapat ke Partai Gerakan Indonesia Raya lebih besar ketimbang ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sejauh ini, komunikasi politik dengan Gerindra lebih mudah ketimbang dengan PDIP, yang mencalonkan Joko Widodo sebagai presiden.
Saat dihubungi Tempo, Minggu, 18 Mei 2014, Ramadhan mengatakan selama ini Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, menutup jalur komunikasi bagi Demokrat untuk masuk dalam poros pendukung Jokowi. Sebaliknya, Gerindra memberikan sinyal positif bagi Demokrat untuk masuk dalam koalisinya.
Hal tersebut akan menjadi bahan pertimbangan utama dalam menentukan arah politik Partai Demokrat, mengingat saat ini para kader Demokrat masih terpecah dalam hal dukungan terhadap salah satu poros apabila poros ketiga gagal. Ada sejumlah kader yang menginginkan Demokrat masuk dalam poros pendukung Prabowo Subianto, calon presiden dari Gerindra, tapi sebagian lagi menginginkan Jokowi. "Tetapi jalur komunikasi untuk mendukung Jokowi sampai saat ini masih tertutup," katanya. (Baca: Hasil Rapimnas Golkar Tentukan Sikap Demokrat)
Menurut Ramadhan, kans Prabowo untuk menang masih cukup tinggi. "Gap antara Prabowo dan Jokowi cuma 16 persen," katanya. "Demokrat bisa menyumbang suara untuk memenangkan Prabowo sebesar 20 persen."
Ia optimistis dapat menjaga suara Demokrat, yang mencapai 12 juta lebih suara pada pemilihan legislatif, untuk Prabowo. Peluang untuk merapat ke Gerindra juga terbuka karena tidak ada kendala komunikasi politik dengan partai lain dalam poros Prabowo.
Namun kepastian Demokrat merapat ke koalisi pendukung Prabowo belum final. Ramadhan mengatakan rekam jejak Prabowo yang diduga terkait dengan tindakan pelanggaran HAM akan menjadi salah satu faktor penimbang. Menurut Ramadhan, ada banyak isu yang bergulir dan tidak bisa diabaikan, seperti rekam jejak, kesukuan, latar belakang kemiliteran, dan elektabilitas. (Baca: Golkar Bahas Tiga Opsi Poros di Rapimnas)
Kasus pengadaan bus Transjakarta, kata Ramadhan, juga menjadi pertimbangan partainya dalam menentukan dukungan untuk Jokowi. Dia khawatir bila Jokowi terbukti ikut bertanggung jawab dalam kasus tersebut. "Jangan sampai saat kampanye dia harus bersaksi, apalagi jika ternyata dinyatakan ikut terlibat," ujarnya.
Ramadhan berharap Rapimnas Demokrat yang akan diadakan Minggu siang ini bisa obyektif dalam menentukan sikap politiknya. (Baca: 5 Opsi Ini Dibahas di Rapimnas Demokrat)
DINIPRAMITA
Terpopuler:
Pramugari Salat di Pesawat, Ini Tanggapan Garuda
Pro-Jokowi: Isu Puan Cawapres Adu Domba Politik
Gaya Komunikasi Wali Kota Surabaya Dikritik
Demokrat Ingin Ical Jadi King Maker, Bukan Capres
Duet Ical-Pramono, Akbar: Elektabilitasnya Rendah