TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah meneliti vaksin penangkal Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menjelaskan penelitian vaksin untuk virus MERS dikembangkan oleh perusahaan farmasi milik negara. "Bio Farma bisa bikin itu," ujarnya kepada Tempo, Senin, 12 Mei 2014.
Menurut Nafsiah, Bio Farma merupakan salah satu perusahaan negara yang berpengalaman dalam penelitian vaksin. Penelitian itu nantinya akan mempelajari spesimen darah pasien pengidap penyakit corona untuk dijadikan antibodi virus MERS.
Menurut dia, kemampuan Bio Farma meracik vaksin penangkal virus MERS menumbuhkan kepercayaan diri untuk tidak bergantung pada negara lain. Menurut dia, seluruh penelitian bisa dilakukan di Indonesia. "Jadi tidak perlu mengirim spesimen darah pasien untuk dipelajari oleh lembaga lain," katanya. (Baca: Dokter terus memantau WNI Terjangkit MERS)
Sebelumnya Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghuffron Mukti mengatakan institusinya mewaspadai penyakit yang disebabkan virus MERS. Kewaspadaan ditingkatkan lantaran banyak jemaah yang bepergian ke Jazirah Arab untuk menjalankan ibadah umrah setiap bulan.
"Setiap bulan ada 150 ribu jemaah umrah dari Indonesia. Jadi memang banyak sehingga potensi bahaya itu ada. Tetapi tidak boleh panik," kata Ali Ghuffron. Hingga kini terdapat 48 kasus terjangkit virus MERS yang diperiksa di Indonesia, tapi semuanya negatif. (Baca: Di Bandung, Ruang Isolasi Dipenuhi Terduga Virus MERS)
RIKY FERDIANTO
Terpopuler
Masuk Bursa Cawapres Jokowi, Samad Bikin Posko
Pemain Persib Diteriaki, Riedl: Saya Kecewa
City Juara, Liverpool Meringis
Mega Bahas Cawapres Jokowi Rabu Besok
Kubu Pro-Jokowi di PPP Keok
Berita terkait
Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya
3 jam lalu
Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.
Baca SelengkapnyaApa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?
2 hari lalu
KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaSistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat
4 hari lalu
Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu
Baca Selengkapnya4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio
8 hari lalu
Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.
Baca SelengkapnyaIni Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan
12 hari lalu
Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?
Baca SelengkapnyaKemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
17 hari lalu
Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.
Baca SelengkapnyaNetizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam
19 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar
22 hari lalu
KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.
Baca SelengkapnyaBantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker
25 hari lalu
Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.
Baca SelengkapnyaAlasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara
26 hari lalu
Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.
Baca Selengkapnya