Pasien Diduga MERS, Wamenkes : Akan Diawasi Khusus

Reporter

Editor

Mustafa moses

Senin, 12 Mei 2014 07:39 WIB

Tim Dokter menunjukan hasil foto Rontgen pasien suspect virus MERS-CoV yang di rawat di ruang Isolasi RSUD Gambiran, kota Kediri, Jawa Timur (12/5). RSUD Gambiran menerima pasien wanita E (44) yang mengalami gejala seperti terinfeksi virus Mers setelah pulang Umroh. Tim dokter masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan. ANTARA/Rudi Mulya

TEMPO.CO, Jakarta- Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan pihaknya selalu mengawasi orang yang diduga terjangkit virus Middle East SYndrome (MERS). Ghufron mengklaim tetap memberikan pengawasan kepada tiap orang yang dicurigai terjangkit virus berbahaya itu.

"Meski memang tidak ada yang positif, tapi kalau ada yang dicurigai tetap kami berikan pengawasan khusus," kata Ghufron, saat dihubungi, Senin, 12 Mei 2014. "Karena sebagai upaya pencegahan."

Ghufron mengatakan pihaknya bekerja sama dengan bandar udara dan pelabuhan memasang termoscanner. Gunanya, kata Ghufron, untuk mendeteksi dini bagi orang yang akan masuk ke Indonesia, khususnya yang habis bepergian dari Saudi Arabia.

Jika ada orang yang dicurigai terinfeksi MERS, maka pihaknya akan mendata. Kemudian akan selalu diawasi sampai sembuh. Sehingga, lanjut Ghufron, orang-orang di sekelilingnya tidak merasa cemas tertular.

Selain itu, Ghufron mengimbau kepada seluruh jajarannya untuk selalu mejalankan program tata laksana pencegahan penyakit yang baik. "Karena hanya dengan program itu kami dapat mencegah penyakit itu."

Ghufron menyarankan kepada warga Indonesia agar tidak terlalu mengkhawatirkan penularan virus ini. Menurut dia, berdasarkan penelitian dari WHO, seperempat pasien MERS di Saudi Arabia tertular karena disebabkan penanganan petugas kesehatan yang tidak cepat tanggap.

"Jadi ketika virus ini mulai merebak, petugas kesehatan di Saudi tidak memberikan pencegahan yang baik," ujarnya. "Nah di sini, proses pencegahan itu kami upayakan sangat maksimal, itulah yang kami maksud program tata laksana pencegahan."

REZA ADITYA


Berita terpopuler:
Hashim: Tragedi Mei 1998, Prabowo Bersama Rhoma
Jokowi: Cawapres Bisa Selain Kalla dan Abraham
Ajakan Koalisi PDIP, Demokrat: Ahlan Wa Sahlan
Ini Kata Tweeps Soal Revolusi Mental Jokowi
Marinir AS Temukan Lokasi Persembunyian Boko Haram











Advertising
Advertising

Berita terkait

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

4 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

16 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

19 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

21 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

25 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

25 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

35 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya