TEMPO.CO, Banyuwangi -Kordinator LSM Migrant Care Anis Hidayah mengatakan pemberian uang dari majikan untuk pemulangan Sihatul Alfiyah ke Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan bentuk pelemahan hukum. “Uang untuk pemulangan Sihatul itu melemahkan tuntutan keluarga,” kata Anis dihubungi Tempo, Kamis 8 Mei 2014.
Sihatul Alfiyah adalah TKW asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur yang diduga dianiaya majikannya di Taiwan hingga koma selama 7 bulan. Kemarin, Rabu 7 Mei , Sihatul dipulangkan ke Banyuwangi dengan biaya dari majikan sebesar Rp 270 juta. Ibu satu anak itu, kini dirawat di ruang ICU RSUD Blambangan.
Anis menjelaskan, seharusnya majikan Sihatul dan perusahaan yang memberangkatkannya, PT Sinergi Bina Karya, tetap merawat Sihatul di Taiwan hingga sembuh. Pemulangan Sihatul dalam kondisi koma ke Banyuwangi, hanya akan membuat majikan dan perusahaan lepas dari tanggung jawabnya berikutnya.
Migrant Care mendesak supaya pemerintah Indonesia memfasilitasi keluarga Sihatul supaya terus melanjutkan proses hukum. Anis menduga Sihatul gagal jantung karena dianiaya. Apalagi sebelumnya Sihatul sering bercerita kepada keluarganya sering mendapat perlakuan kasar dari majikannya. “Mana mungkin ada orang tiba-tiba koma.”
Asisten Senior Bidang Ketenagakerjaan Kamar Dagang Indonesia di Taipei, Noerman Adhiguna, Rabu kemarin mengatakan, kepolisian Taiwan menghentikan penyelidikan terhadap dugaan kekerasan yang menimpa Sihatul Aliyah karena kekurangan alat bukti. Menurut Noerman, proses hukum masih bisa dibuka kembali bila pihak keluarga menuntut majikan Sihatul. Namun saat ini keluarga Sihatul tidak ingin kasus hukum itu berlanjut.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI) Jawa Timur, Agus Heri Santoso, mengatakan Sihatul koma lantaran sakit. “Tidak ada kekerasan.”
Perilaku suami Sihatul, Subandi berubah terhadap wartawan sejak istrinya tiba di Banyuwangi. Dia menolak wawancara bahkan melarang wartawan mengambil gambar istrinya. Padahal sebelumnya, Subandi cukup terbuka meladeni pertanyaan wartawan.
Di Taiwan, Sihatul mengurus 300 ekor sapi perah seorang diri di peternakan di Tainan City, Taiwan. Mulai memberi pakan, membersihkan kandang, dan memerah susu. Tugas berat itu mulai dikerjakannya sejak pukul 03.00 hingga pukul 22.00. Sejak 22 September 2013, Sihatul koma. Awalnya ia dirawat di Chi Mei Medical Centre, di Liouying, Taiwan. Lalu dipindahkan ke Thungs' Taichung di Min An Road, Distrik Baihe, Kota Tainan.
IKA NINGTYAS