Demi Boediono, Sidang Tipikor Selesai Lebih Cepat  

Reporter

Editor

Anton William

Kamis, 8 Mei 2014 07:49 WIB

Wakil Presiden Boediono membawakan kuliah umum di Universitas Leiden, Belanda, (26/3). Kuliah umum ini dihadiri lebih dari 200 mahasiswa dan dosen. (foto; jeri wongiyanto/setwapres RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Persidangan kasus dugaan korupsi Bank Century Jumat nanti bakal mendatangkan Wakil Presiden Boediono. Ruang persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pun tutup lebih cepat hari ini demi memfasilitasi kehadiran Boediono.

Hakim Matheus Samiaji mengatakan pihaknya akan menambah pendingin ruangan untuk persidangan Boediono. Menurut dia, suhu ruangan Pengadilan Tipikor terlalu panas. Padahal, ujarnya, persidangan Jumat nanti akan mendatangkan simbol negara. "Sidang Kamis paling lambat sampai pukul 13.00 atau 14.00 karena mau disulap gitu lokasinya," ujar Matheus di Pengadilan Tipikor, Senin, 5 Mei 2014. (Baca: Putuskan Soal Century, Century Pakai Insting).

Pembatasan waktu operasional hari ini mempengaruhi sejumlah agenda persidangan. Hari ini persidangan kasus dugaan korupsi Bank Century direncanakan menghadirkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Persidangan Kalla dimulai pukul 09.00. Di ruangan lainnya, ada persidangan untuk kasus dugaan tindak pidana pencucian uang untuk terdakwa bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Persidangan tersebut akan menghadirkan sejumlah saksi.

Boediono selaku Gubernur BI mengikuti rapat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang digelar secara maraton pada 20 November 2008 dan berlanjut hingga 21 November. Rapat yang digelar di Kementerian Keuangan itu dihadiri Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Sekretaris KSSK Raden Pardede. Rapat tersebut memutuskan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Sebelum keputusan tersebut dibuat, KSSK mendapat usulan dari BI yang dipimpin Boediono bahwa Bank Century ditengarai sebagai bank gagal berdampak sistemik. (Baca:Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century).

Sebelumnya, jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi mendakwa Budi Mulya bersama Boediono, yang kini menjabat wakil presiden, serta sejumlah pejabat bank sentral lainnya melakukan korupsi dalam pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek Bank Century. Kebijakan FPJP disebut merugikan keuangan negara Rp 689,39 miliar. Sedangkan proses penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik merugikan negara Rp 6,7 triliun. (Baca: Bailout 6,7 T, Sri Mulyani: Saya Bisa Mati Berdiri).

LINDA TRIANITA

Terpopuler:
Komnas HAM Akan Sikapi Pengakuan Kivlan Zein
Monica Lewinsky Buka Mulut Soal 'Affair' Clinton
Foto Seksinya Digunjingkan, Mariana Renata Pasif
Wewenangnya Terbatas, Ahok Memilih Diam Saja
Ulil Kembali Ditolak Tampil di UIN

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

13 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya