Iklan Pemilu Naik, tapi Tak Menetes ke Jurnalis

Reporter

Kamis, 1 Mei 2014 12:37 WIB

Aksi Teatrikal Hapus Outsourcing Warnai Hari Buruh

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen menilai peningkatan belanja iklan partai politik selama pemilihan umum tahun ini tak banyak berpengaruh terhadap kesejahteraan jurnalis. "Upah yang diterima jauh dari standar layak," kata Pengurus Divisi Serikat Pekerja Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Wahyudi Soeriaatmadja, ketika memberikan keterangan pers, Rabu, 30 April 2014.

Wahyudi menjelaskan, belanja iklan nasional tahun ini diperkirakan naik 20 persen menjadi Rp 140 triliun. Kenaikan itu banyak dipengaruhi oleh iklan partai politik menjelang pemilihan umum. Data mutakhir menyebut sedikitnya ada Rp 340 miliar dana yang diserap oleh sejumlah stasiun televisi. Jumlah itu belum termasuk belanja iklan di media cetak dan radio.

"Namun, apakah rezeki pemilu itu berpengaruh terhadap kesejahteraan para pekerja media? Ternyata tidak. Media-media nasional masih pelit mengucurkan dana untuk kesejahteraan pekerja media. Kebanyakan media di Indonesia hanya mengalokasikan tidak lebih dari 30 persen dari total pendapatan perusahaan untuk menggaji para pekerjanya," ujar Wahyudi.

Perusahaan Visi Media Asia, induk perusahaan TV One, ANTV, dan portal berita viva.co.id, misalnya. Di tahun 2012, laporan keuangan menyebut hanya mengalokasikan dana sebesar Rp 292 miliar untuk menggaji para pekerjanya. Padahal, jumlah pendapatan total perusahaan itu mencapai Rp 992 miliar. "Rasio gaji dibanding pendapatan hanya 29 persen," katanya. (Baca: VIVA Capai Pertumbuhan Pendapatan 32 Persen)

Kondisi itu akan terlihat timpang jika dibandingkan dengan rasio yang dibuat South China Morning Post, perusahaan media di Hongkong, yang mengalokasikan anggaran gaji pegawai sebesar 40 persen dari total pendapatan perusahaan. Fairfax Media, perusahaan media di Australia, pun rasio gaji dengan total pendapatan perusahaan berada di angka 39 persen.

Minimnya alokasi gaji juga terlihat dari besaran upah yang diterima jurnalis. Survei AJI terhadap 55 media di Jakarta menemukan hanya ada dua media yang mampu menggaji jurnalis pemula di atas standar upah layak, yakni Jakarta Post dan Bisnis Indonesia. "Upah layak tahun ini sebesar Rp 5,7 juta. Sedangkan gaji sebagian besar wartawan pemula di Jakarta hanya sekitar Rp 3 juta," kata Wahyudi. (Baca: AJI: Upah Layak Wartawan Pemula Rp 5,7 Juta)

Sekretaris Umum Federasi Serikat Pekerja Media Independen, Muhammad Irham, menjelaskan upaya perbaikan kesejahteraan bisa dilakukan jurnalis dengan meminta transparansi laporan keuangan perusahaan. Dengan data itu, mereka bisa menilai layak atau tidaknya perusahaan untuk meningkatkan alokasi anggaran gaji. "Sayang, tidak banyak yang berani melakukan itu," katanya.

Untuk meningkatkan posisi tawar para pekerja, Irham mengajak para jurnalis dan pekerja media untuk mendirikan serikat pekerja di perusahaannya masing-masing. "Konstitusi menjamin hak setiap orang untuk berserikat. Hak dasar itu juga diperjelas dalam Undang-undang Serikat Pekerja yang mengatur hubungan antara pekerja dengan pemilik perusahaan," ujarnya.

RIKY FERDIANTO

Baca juga:
Buruh Gudang Garam Dipastikan Tak Peringati May Day
Ratusan Ribu Buruh Siap Kepung Istana
65 Ribu Buruh Bekasi 'Geruduk' Jakarta

Berita terpopuler
:
Jagal Tangerang Baru Seminggu Putus Cinta
Kode Tersangka JIS: Ada Anak, Mau Dikerjain Enggak?
Olga Syahputra Kena Meningitis, Ini yang Terjadi

Berita terkait

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

25 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

30 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

30 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

11 Februari 2024

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Liput Kampanye Ganjar-Mahfud di Semarang

11 Februari 2024

Jurnalis Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Liput Kampanye Ganjar-Mahfud di Semarang

Seorang jurnalis perempuan diduga menjadi korban pelecehan seksual saat meliput kampanye pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Semarang

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Terima Aduan Narasumber Majalah Tempo yang Dikriminalisasi

9 Januari 2024

Dewan Pers Terima Aduan Narasumber Majalah Tempo yang Dikriminalisasi

Dewan Pers sudah menyatakan ke Polres Pasuruan Kota bahwa kasus yang menimpa Kosala Limbang Jaya harus diselesaikan melalui mereka.

Baca Selengkapnya