AJI Perkenalkan Sistem Pelaporan Secara Online  

Reporter

Senin, 28 April 2014 05:33 WIB

Aliansi Jurnalis Independen (AJI). wikimedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen memperkenalkan sistem pelaporan kasus kekerasan terhadap wartawan berbasis dalam jaringan (online). “Mudah diakses dan diisi, serta terukur,” kata Ketua AJI Indonesia Eko Maryadi dalam workshop advokasi kebebasan pers di Hotel Indah Palace Yogyakarta, Ahad, 27 April 2014.

Acara yang berlangsung selama dua hari itu sekaligus menjadi ajang soft launching untuk layanan pelaporan itu. Tak hanya jurnalis pengurus AJI, masyarakat umum sekalipun bisa mengakses dan mengunggah laporannya pada sistem layanan tersebut. Ujud dari layanan itu bisa diintip di alamat http://advokasi.aji.or.id.

Ia mengatakan banyak kasus kekerasan yang menimpa jurnalis Indonesia. Tiap tahun, AJI bahkan merilis jumlah dan lembaga yang dinilai paling sering melakukan kekerasan terhadap jurnalis. Sayangnya, tak semua kasus tuntas. Selain itu, perkembangan kasus per kasusnya pun sulit terpantau. (Baca juga: Rumah Jurnalis Radar Jogja Dilempar Bom Molotov).

Menurut dia, selain bisa menjadi sumber informasi kekerasan terhadap jurnalis yang terjadi di Indonesia, sistem layanan ini sekaligus menjadi database yang komplet. Data yang diunggah cukup detail dalam menjelaskan kasus yang terjadi. “Seperti apa perkembangannya, sudah sampai mana penanganannya, di polisi atau sudah sampai pengadilan,” katanya memberi contoh keterangan yang bisa didapat dari layanan ini.

Layanan ini berupa web di Internet. Ketua Divisi Advokasi AJI Indonesia Iman D. Nugroho mengatakan pada halaman muka laman itu disediakan dua kanal utama. Satu kanal untuk pelaporan yang datang dari pengurus AJI se-Indonesia dan satu kanal lain (guest) yang disediakan untuk pelapor masyarakat umum.

Setelah masuk ke kanal pelaporan, pelapor, baik anggota AJI ataupun masyarakat umum, dibawa pada halaman dengan sejumlah daftar yang harus diisi. Beberapa kolom daftar wajib diisi agar bisa berlanjut ke halaman berikutnya. “Saat ini masih butuh banyak penyempurnaan,” kata Iman.

Rencananya, layanan ini akan diluncurkan secara resmi pada acara peringatan hari ulang tahun AJI Agustus mendatang. Namun, jika proses penyempurnaannya bisa segera dirampungkan, peluncuran layanan ini akan dilakukan dalam acara Festival Media AJI pada 16-17 Mei 2014 di Surabaya.

ANANG ZAKARIA


Berita lain:
Buron, Eks Bupati Semarang Menyamar Jadi Ustadz
Polisi : Ada Tujuh Kasus Kekerasan Seksual di JIS
Tersangka Kasus JIS Bunuh Diri di Toilet Polda
Dipegang Giggs, MU Langsung Bekuk Norwich 4-0
Kenny Dalglish Sebut Mou Cari Alasan Tutupi Malu
Dari Mana Tersangka Kasus JIS Dapat Cairan Pembunuh?

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

2 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

2 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

30 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

36 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

36 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

11 Februari 2024

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Selengkapnya