TEMPO Interaktif, Bandar Lampung:Aksi menentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Bandar Lampung, terus berlanjut. Selasa (1/3) siang, sekitar 150 mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Bandar Lampung, berunjuk rasa dengan memblokir Jalan Soekarno Hatta, yang berada di sisi kanan kampus Universitas Lampung. Aksi selama dua setengah jam itu sempat membuat macet kendaraan lintas Sumatera, yang sebagian besar adalah truk dan bus. Puluhan aparat keamanan tampak bersiaga penuh, dibawah komando langsung Kepala Poltabes Bandar Lampung, Komisaris Polisi Imam Djauhari. Dalam orasinya, M Ihsan, Presiden BEM Universitas Lampung mengatakan, pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK), telah menganiaya rakyat Indonesia, yang sebagian besar adalah kaum miskin. "Kami minta keputusan menaikkan harga BBM ditinjau kembali, dan ditunda. Rakyat belum siap bila subsidi BBM dicabut," katanya.Mahasiswa yang semula berbaris dengan memakan tiga perempat jalan, kemudian pindah ke tengah jalan. Akibatnya, jalan semakin macet, dan aparat makin sibuk mengatur lalu lintas. Mahasiswa kemudian membakar sejumlah ban bekas, sehingga kendaraan yang hendak melintas memilih untuk berhenti, karena udara menjadi gelap. Puluhan aparat kemudian berbaris berhadap-hadapan dengan mahasiswa. Meski berlangsung tegang, tidak terjadi bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Sore harinya, puluhan massa juga menggelar aksi serupa. Puluhan massa dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), menggelar long march dari Plaza Post menuju Tugu Gajah. Sejumlah pengunjuk rasa yang berasal dari petani dan ibu rumah tangga, berdemo sambil mengenakan caping dan membawa panci. Aksi yang dilakukan di jalan utama kota Bandar Lampung pun macet. Apalagi massa selalu berhenti di depan pusat-pusat perbelanjaan. Puluhan aparat keamanan mengawal mereka, dengan mengendarai sepeda motor. Fadilasari-Tempo