TEMPO Interaktif, Palu: Sedikitnya 500 sopir angkutan dalam kota (Angkot) Palu melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Palu, Selasa (1/3). Mereka menuntut tarif dinaikkan menyusul kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Para sopir angkot tersebut berteriak-teriak di halamankontor DPRD seraya membuka baju. Mereka minta DPRDmenetapkan tarif baru untuk angkota kota tersebut.Dalam demo tersebut para sopir angkot meminta tarifbaru dari Rp 1.300 untuk penumpang umum menjadi Rp2.000 dan untuk mahasiswa/pelajar dari Rp 500 menjadiRp 1.000. Menurut mereka tarif baru tersebut sudahdianggap wajar mengingat setoran ke majikan, pemilikmobil juga menaikkan tarif setoran. Rustam, salah seorang sopir, mengatakan, bila dalam sepekan ini tidak adarespon DPRD maka sejumlah angkutan akan mengalamigulung tikar karena setiap hari menghabiskan sekitar20 liter bensin. Sedangkan setoran ke pemilikmobil kata Rustam sedikitnya Rp 60.000. Padahal setiap harinyadia hanya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 100.000. "Kalau tarif tak naik minggu ini, kita terpaksaharus nombok ke majikan, makan apa istri di rumah,"keluhnya. Ketua DPRD kota Palu, Rusdi Mastura yang menerimapengunjuk rasa tersebut tak bisa memutuskan tarif baru. Ia mengatakan pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat soal besarnya kenaikantarif angkutan. Namun ia berjanji akan menindaklanjuti permintaan parasopir tersebut agar tidak menjadi korban darikebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. "Palinglambat Kamis ini kami akan tetapkan tarif baru untukangkutan kota," janjinya. Akibat aksi unjuk rasa tersebut sejumlah penggunaangkutan kota menjadi terlantar. Para siswa danpelajar terpaksa berjalan kaki pulang kerumah karenasulitnya mendapatkan angkot. Pelajar SMP 1 dan SMP 2 di jalan Hasanuddinberombongan pulang kerumahnya karena para sopirmenyetop angkutan kota yang melintas di depan sekolah.Mereka memaksa sopir angkot untuk ikut berunjuk rasa."Saya so mandi keringat jalan-kaki ditengah terikmatahari karena tak ada angkot," kata Savitri pelajarSMP 1. Darlis-Tempo