Presiden Yudhoyono Rela Tak Populer Karena BBM

Reporter

Editor

Jumat, 25 Februari 2005 00:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku tidak khawatir kehilangan popularitas akibat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)."Pemimpin harus rela untuk tidak populer," ujar Presiden dalam pidato pembukaan Seminar dan Pameran Pasar Modal di Jakarta, Jumat (25/2). "Saya harus menomordua-tigakan popularitas pribadi saya ketika harus menunjukkan keadilan."Yudhoyono mengatakan, komitmen membela rakyat kecil tidak pernah dilupakan. Karena itu, selain tidak menaikkan harga BBM (minyak tanah) yang dikonsumsi rakyat kecil, pemerintah memberi kompensasi bagi masyarakat miskin, seperti pendidikan dan kesehatan.Menurut dia, pemerintah telah memperhitungkan kenaikan harga BBM dengan masak-masak dan hati-hati. Semua itu dilakukan untuk mengurangi beban subsidi di APBN yang membengkak akibat kenaikan harga minyak dunia hingga US$ 50 per barel. Padahal asumsi harga minyak tahun ini yang ditentukan parlemen jauh lebih rendah, sekitar US$ 24 per barel."Akibatnya, subsidi yang semula dirancang Rp 19 triliun harus membengkak," ujar Presiden. Jika pemerintah tak mengurangi subsidi BBM, alokasi pembangunan bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan pengurangan kemiskinan, akan tertutup.Yudhoyono berharap kebijakan itu tak menimbulkan gejolak berlebihan di tengah masyarakat dan tak berdampak negatif terhadap momentum perbaikan ekonomi nasional. Menurut dia, aspirasi dalam bentuk aksi unjuk rasa dan protes atas kenaikan harga BBM adalah sah dalam demokrasi.Pemerintah berencana menaikkan harga BBM sebesar rata-rata 30 persen pada awal Maret. "Kalau tanggalnya, belum bisa diberitahukan," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie di Jakarta, Jumat (25/2). Menurut dia, lamanya waktu pengumuman kenaikan harga BBM itu karena pemerintah harus memberi tahu DPR dulu dan bersepakat soal kenaikan itu.Aburizal mengingatkan, kenaikan harga BBM hanya akan menimbulkan inflasi paling tinggi 1-1,5 persen. Apalagi, kata dia, pemerintah akan melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan harga barang-barang pokok. Atas dasar itu, pemerintah optimistis inflasi 2005 tak akan sampai 7 persen.Aksi demo menentang kenaikan harga BBM memang masih berlangsung di sejumlah daerah. Dalam pekan ini, unjuk rasa setidaknya dilakukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Malang, Himpunan Mahasiswa Islam di Semarang, dan sekelompok mahasiswa di Mataram. Aksi-aksi ini melibatkan puluhan mahasiswa.Di kalangan parlemen juga belum ada sikap tegas. DPR menolak kebijakan itu jika pemerintah belum memberi jaminan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam rapat Komisi Energi dan Komisi Keuangan."Sampai saat ini belum ada jaminan memuaskan dari pemerintah soal dampak negatif BBM," kata Ketua DPR Agung Laksono di Jakarta.Jaminan yang diminta DPR itu antara lain kompensasi benar-benar tepat sasaran untuk mengurangi kemiskinan, penanggulangan dampak kenaikan BBM terhadap harga bahan pokok, serta teratasinya kebocoran dan inefisiensi dalam pendistribusian BBM.Menurut Agung, tak adanya jaminan itu terbukti dari skema kompensasi yang berasal dari sumber data berbeda-beda. Selain itu, harga-harga bahan pokok sudah naik lebih dulu, padahal kenaikan harga BBM belum diumumkan. Ini menandakan pemerintah tak siap mengantisipasinya.Penolakan juga dinyatakan Fraksi Kebangkitan Bangsa dan Fraksi PDI Perjuangan. Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa Ali Masykur Musa mengatakan, jika harga BBM dinaikkan tanpa persetujuan DPR, pemerintah dianggap melanggar UU Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN 2005. "UU itu tak mengatur pencabutan subsidi."Dia mengancam akan menggunakan hak interpelasi dan mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi. Namun, jika pemerintah telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan DPR, fraksinya setuju harga BBM naik.PDI Perjuangan mengaku tidak bertanggung jawab atas konsekuensi politiknya jika pemerintah berkukuh menaikkan harga BBM. "Jika timbul gejolak politik, sikap fraksi bisa mengarah pada mosi tidak percaya," kata Zaenal Arifin, Sekretaris Fraksi PDIP.Sedangkan Dewan Perwakilan Daerah memahami kebijakan pencabutan subsidi BBM untuk orang kaya. "Namun, terhadap pencabutan subsidi untuk minyak tanah, kami tak setuju," kata Ketua DPD Irman Gusman. Fanny/Evy/Tito/Yuliawati-Tempo

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

4 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

5 hari lalu

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

Isu penghapusan BBM pertalite dibantah Pertamina. Sebelumnya Luhut sebut penggantian pertalite dengan bioetanol. "Harus ke sana larinya," katanya.

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

9 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

26 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

32 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

50 hari lalu

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

Nicke Widyawati mengatakan Pertamina tidak hanya mengejar keuntungan. Sudah dua bulan perusahaan menahan kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

50 hari lalu

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan mengatakan Pertamina menahan harga BBM dengan mempertimbbangkan kondisi daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

BBM dan Listrik Tak Naik Sampai Juni 2024, Ekonom: Sudah Tepat, Banyak Faktor Perlu Dipertimbangkan

6 Maret 2024

BBM dan Listrik Tak Naik Sampai Juni 2024, Ekonom: Sudah Tepat, Banyak Faktor Perlu Dipertimbangkan

Harga BBM dan listrik dipastikan tidak naik hingga Juni 2024. Ekonom menyebut langah tepat karena kenaikan minyak dunia baru dua persen.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

6 Maret 2024

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

Pemerintah memastikan harga BBM bersubsidi ataupun nonsubsidi tak naik hingga Juni 2024. Apa sebabnya dan bagaimana konsekuensinya?

Baca Selengkapnya

Pertamina Tahan Harga BBM Nonsubsidi, Pemerintah Bantah Intervensi

1 Maret 2024

Pertamina Tahan Harga BBM Nonsubsidi, Pemerintah Bantah Intervensi

PT Pertamina (Persero) kembali menahan harga BBM (bahan bakar minyak) nonsubsidi bulan ini. Pemerintah membantah adanya intervensi ke BUMN tersebut.

Baca Selengkapnya