Rokok Penyumbang Inflasi Tertinggi di Jawa Barat

Reporter

Editor

Eni Saeni

Rabu, 2 April 2014 06:25 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung - Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Jawa Barat menembus 0,18 persen, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,08 persen. "Beras, rokok kretek filter, dan cabai rawit seragam menyumbang inflasi keseluruhan di Jawa Barat," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jawa Barat Dody Gunawan Yusuf di Bandung, Selasa, 1 April 2014.

Menurut dia, kenaikan beras yang terjadi tiga minggu pertama Maret 2014 itu menjadi penyumbang inflasi terbesar. Kenaikan rata-rata harga beras hanya 2,2 persen, tapi andilnya 0,08 persen.

Sedangkan rokok kretek filter dan cabai rawit konsisten muncul sebagai penyumbang inflasi di kota-kota besar di Jawa Barat. Khusus rokok kretek filter menjadi penyumbang inflasi dalam beberapa bulan terakhir ini karena kenaikan harga yang tidak serempak. "Kenaikan harga di setiap kota tidak bersamaan sehingga terus menjadi penyumbang inflasi," kata Dody.

Sebaliknya, telur dan daging ayam ras serta cabai merah menjadi tiga komoditas yang konsisten menjadi penyumbang deflasi di Jawa Barat. "Harganya turun," ujarnya.

Semua kota di Jawa Barat mayoritas mencatatkan inflasi, kecuali Kota Depok yang mengalami deflasi 0,04 persen. Biasanya, Kota Depok selalu inflasi.

Inflasi di Jawa Barat tertinggi terjadi di Kota Cirebon, yakni 0,42 persen, disusul Kota Bogor 0,37 persen dan Kota Bekasi 0,32 persen. Kota Tasikmalaya yang biasanya mencatatkan inflasi rendah kini tercatat relatif tinggi, yakni 0,25 persen.

Dody mengatakan kondisi triwulan pertama tahun ini relatif lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dia optimistis inflasi April 2014 bakal lebih rendah karena beras yang menjadi penyumbang inflasi terbesar harganya diperkirakan turun lantaran memasuki panen.


AHMAD FIKRI



Terpopuler:


Penggalangan Dana untuk Satinah Tembus Rp 3 Miliar
Jokowi Fokus 'Merayu' Golput
Ribuan Pulau di Indonesia Belum Terdaftar di PBB

Advertising
Advertising

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

11 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

11 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

12 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya