TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia memastikan telah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi meluasnya pertikaian antarsuku di Mimika, Papua. "Kami pastikan tak ada sedikit pun pembiaran. Tidak ada upaya rekayasa untuk melangsungkan konflik di Mimika," kata juru bicara Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Polisi Ronny F. Sompie, melalui pesan pendek, Rabu, 19 Maret 2014. (baca:Buntut Rusuh Mimika, Pendeta Tewas Ditembak)
Menurut Ronny, sejak dua minggu lalu, Kepolisian Daerah Papua sudah mengerahkan pasukan pengamanan. Pasukan ditempatkan di lokasi netral untuk menjadi barikade di antara kedua suku yang berperang.
Kepolisian setempat membuat garis pemisah dan menempatkan anggotanya pada garis tersebut untuk memisahkan kelompok Dani dengan Moni yang tengah bertikai. "Barikade untuk mencegah agar tak terjadi lagi korban luka dan mati dari kedua pihak," kata Sompie.
Selain membangun barikade, kepolisian setempat juga membentuk tim khusus. Tim terdiri atas Wakil Kepala Polda, Direktur Intelkam Mabes Polri, Kepala Bidang Propam, Direktur Samapta, Kepala Satuan Brimob, dan Komandan Resor Militer Merauke. Polisi juga mengajak berbagai pihak seperti tokoh agama, tokoh adat, Lembaga Masyarakat Adat Komoro, pemerintah daerah Papua dan Mimika untuk bersama-sama mengajak warga berdamai.
Pertikaian antarsuku di Mimika ini kata Ronny, sudah terjadi sejak 29 Januari 2014. Kepolisian setempat sudah beberapa kali mempertemukan kedua kelompok di hadapan para tokoh agama, adat, dan pemerintahan. Kedua kelompok telah berjanji bersikap damai baik secara agama, adat, dan pemerintahan. Namun perjanjian damai ini sering dilanggar sehingga pertikaian masih terus terjadi.
IRA GUSLINA
Terpopuler:
Jokowi Diserang Kubu Prabowo, Apa Reaksi Ahok?
Video Asusila Puncak Dibuat untuk Koleksi Pribadi
MUI Akui Kecolongan Soal Investasi Bodong GTIS