TEMPO.CO, Bima - Kepolisian masih mencari tujuh orang yang hilang usai baku tembak antara sekelompok orang asal Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan petugas keamanan Taman Nasional Komodo (TNK) dari Satuan Brimob Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), 27 Februari lalu.
Dua orang, yakni Aima dan Faisal, tewas di lokasi baku tembak, sedangkan tujuh orang yang hilang itu diduga meninggal dunia. "Kami sudah berkoordinasi dan akan terus kami lakukan pencarian," kata Kepala Kepolisan Resor Kota Bima, Ajun Komisaris Besar Beny Basir Warmansyah, kepada wartawan, Kamis, 13 Maret 2014. (Baca: Camat: Korban Tewas Baku Tembak di NTB Nelayan)
Ketujuh orang tersebut adalah Tedi, Ju, Fari, Desa Sie, Agus, Jaharudin alias Jaha, asal Desa Sie Kecamatan Monta. Pua Gobe dari Desa Rasabou, Kecamatan Sape, Ardin alias Biges dari Desa Rato Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Daud dari Desa Sumi, Kecamatan Lambu. "Pihak kepolisan Labuan Bajo sudah datang ke sini, dan mengatakan ketujuh nelayan yang belum ditemukan adalah tersangka pencurian," kata Beny.
Tujuh orang itu hilang sejak insiden baku tembak dan diduga mereka melompat dari perahu saat kejadian. Untuk menuju daratan harus berenang lebih kurang 200 hingga 300 meter. Namun, kala itu cuaca di Selat Sape kurang baik dengan ketinggian ombak bisa mencapai 5 hingga 7 meter. "Sangat sulit mereka ditemukan selamat karena sudah dua minggu belum satu pun yang kembali," kata Tamrin, keluarga salah satu dari tujuh orang itu, Kamis, 13 Maret 2014.
Dalam peristiwa ini, Kepolisian memiliki barang bukti perahu motor pengangkut korban yang berlubang akibat tembakan yang tembus ke bagian belakang. Kontak senjata terjadi ketika kedua korban dan tujuh orang rekannya sedang berusaha memasuki lokasi Pulau Komodo dengan menggunakan perahu motor. Petugas jaga Brimob mengetahui dan mengejar, lalu selanjutnya pecah baku tembak. (Baca : Baku Tembak di Sekitar Pulau Komodo, Dua Tewas)
AKHYAR M NUR
Terpopuler
Twitter: Foto dan Video Lebih Banyak Dapat Retweet
Michael Schumacher Tunjukkan Tanda Membaik
Ini Kata-kata Terakhir Pilot Malaysia Airlines