TEMPO Interaktif, Padang:Sebanyak 7.000 pedagang Pasar Raya Padang yang tergabung Kesatuan Pedagang Pasar (KPP) Padang memprotes kebijakan Pemerintah Kota Padang membangun mal di lokasi Terminal Angkutan Kota Goan Hoat yang terletak dekat pasar tersebut. Menurut KPP, hilangnya terminal angkutan kota berdampak serius kepada pedagang di Pasar Raya Padang, karena menghambat akses pengunjung ke kawasan pasar. Selain itu, juga menyebabkan hilangnya fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat.Irzal Mudazir, Ketua KPP Padang, Jumat (4/2) mengatakan, dijadikannya Terminal Goan Hoat menjadi pasar modern merupakan pukulan kedua terhadap ribuan pedagang kecil dan menengah di jantung kota Padang itu.Pada 2003, Terminal Lintas Andalas yang menjadi terminal bus antarkota dipindahkan ke lokasi baru sekitar 12 km dari Pasar Raya Padang bernama Terminal Regional Bingkuang (TRB). Saat itu Pemerintah Kota Padang beralasan untuk pemekaran kota dan akan menjadikan Terminal Lintas Andalas sebagai terminal angkutan kota (buskota dan mikrolet). Pemindahan terminal waktu itu, menurut Irzal, berdampak serius terhadap omzet pedagang. Sulitnya transportasi dari kota di sekitar Padang membuat pedagang luar daerah mengalihkan akivitasnya ke Bukittinggi. Ia mengaku, omzet pedagang merosot hingga 50 persen dan sebagian toko grosir gulung tikar. Waktu itu, meski KPP memprotes dan melakukan serangkaian demonstrasi, tetapi pembangunan plaza tetapdilanjutkan."Sekarang Terminal Goan Hoat juga dijadikan mal, ini berarti pasar tak lagi memiliki terminal dan angkutan kota tak lagi bisa berhenti di Pasar Raya. Akibatnya, para pembeli akan merasa kesulitan transportasi menuju Pasar Raya yang akhirnya akan mengurangi orang ke pasar. Jelas ini menjadi pukulan kedua bagi kami, apa jadinya pasar tanpa terminal," ungkapnya.KPP yang menaungi 19 organisasi pedagang sejenis mengaku sudah menyampaikan keberatan kepada Wali Kota Padang Fauzi Bahar dan DPRD Padang. Namun, keberatanmereka tidak digubris. "Wali Kota dan DPRD nampaknya lebih berpihak kepada investor dari luar Sumatera Barat dan mengabaikan aspirasi pedagang Pasar Raya yang hampir semuanya orang Minang," ungkap Irzal.Terminal Angkutan Kota Goan Hoat seluas 3.900 meter persegi yang terletak di Pasar Raya Padang resmi dijadikan lokasi mal oleh Pemerintah Kota Padang dengan diawalipeletakan batu pertama, Kamis (3/2) lalu.Mal berlantai tiga dengan nama Pusat Perbelanjaan Regional "Sentral Pasar Raya" ituakan dikerjakan tiga tahap dengan dana sekitar Rp 45-50 miliar. Pembangunan mal ini didanai sepenuhnya oleh investor PT Cahaya Sumbar Raya. Pemerintah Kota Padang sebagai pemilik lokasi mendapat bagian satu lantai. (Febrianti)