Di Acara NU, Raja Yordania Bahas Soal Perdamaian

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 26 Februari 2014 20:27 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut kedatangan Raja Yordania Abdullah Bin Al-Hussein di Istana Merdeka, Jakarta (26/2). Dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara akan membahas upaya peningkatan kerjasama bilateral Indonesia-Yordania di berbagai bidang, antara lain terkait perdagangan, investasi, pertahanan, dan sosial budaya. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Yordania Abdullah II Ibn Hussein datang dalam acara Nahdlatul Ulama Sufi Gathering yang digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2014. Dalam kesempatan ini, Abdullah menyampaikan harapannya agar sesama umat Islam rukun dan mengakhiri konflik.

Seruan sama disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj. Berbicara dalam acara itu, Aqil mengatakan, meski mayoritas penduduknya muslim, Indonesia bukanlah negara Islam. "Bahkan kami menghormati adanya aliran kepercayaan seperti Sunda Wiwitan dan Dharmogandhul," kata Said, disambut gelak tawa ribuan warga NU dan Yordan. Bhinneka Tunggal Ika, kata Aqil, yang jadi pedoman Indonesia dalam berbangsa.

Abdullah mengatakan Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku justru untuk saling mengenal. Karena itu, kata dia, toleransi harus selalu dijaga. "Jangan kita saling mengkafirkan yang lain," kata Abdullah. Dia juga menyesalkan konflik tak ada ujung antara Sunni dan Syiah. "Islam harusnya mampu merangkul dan menyatukan yang terpecah belah."

Yordania, kata Abdullah, juga turut membujuk agar perang di Timur Tengah segera diakhiri. Yordania hingga saat ini menampung sekitar 600 ribu pengungsi dari Suriah. "Sesama anggota Organisasi Kerja Sama Islam, kita harus kerja sama mengakhiri pertumpahan darah demi kemanusiaan," katanya.

Acara Nahdlatul Ulama Sufi Gathering itu dihadiri sejumlah tokoh, seperti Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Prabowo Subianto, dan petinggi PBNU lainnya.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita Lainnya
Bhatoegana Sangkal Terima Duit, Jaksa Akhirnya Putar Rekaman
Ketika Sutan Bhatoegana Saling Bantah dengan Rudi
Bhatoegana Bisa Dihukum Lebih Berat jika Berbohong
Ada 'Buka-Tutup Kendang' di Kasus Rudi Rubiandini

Berita terkait

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

4 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

7 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

7 hari lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

14 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

16 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

18 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

19 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

20 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

21 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

22 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya