TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hari ini dijadwalkan bertemu dengan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golongan Karya, Priyo Budi Santoso. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menyatakan partainya tak mempermasalahkan pertemuan itu. Menurut dia, pertemuan ini merupakan acara resmi Wali Kota Tri Risma dan DPR terkait dengan penanganan masalah di Kota Surabaya.
"Buat apa kami khawatir? Ini demi menyelesaikan masalah Surabaya," kata Tjahjo ketika ditemui di suatu restoran di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 20 Februari 2014. Dia mengatakan DPR sudah mendapat tembusan perihal aduan yang dilayangkan ke Kementerian Dalam Negeri oleh panitia pemilihan Wakil Wali Kota Surabaya.
Tjahjo mengatakan PDI Perjuangan tidak mendampingi Risma ketika bertemu Priyo. Alasannya, pertemuan ini tidak menyangkut partai politik. Tjahjo juga tak khawatir Risma, yang pada 2010 diusung PDI Perjuangan sebagai Wali Kota Surabaya, "dibajak" partai lain. Dia menganggap wajar jika Priyo menemui Risma karena koleganya itu adalah Wakil Ketua DPR yang membidangi pemerintahan.
Risma kini tengah mendapat tekanan dari sejumlah kekuatan politik di Surabaya. Tekanan paling besar justru datang dari PDI Perjuangan. Pemicunya, partai ini menyorongkan Wisnu Sakti Buana, Ketua PDIP Surabaya dan bekas Wakil Ketua DPRD Surabaya, sebagai wakil wali kota pengganti tanpa berdiskusi dengan Risma. Padahal, pada 2010, Fraksi PDIP di DPRD Surabaya ikut meminta pemakzulan Risma.
Di tengah tekanan yang hebat, Risma menyatakan sama sekali tidak keberatan jika harus mundur dari jabatannya. "Saya sudah berikan semuanya," katanya. "Capek saya mengurus mereka, yang hanya memikirkan fitnah, menang-menangan, sikut-sikutan." (Baca juga: Risma Mundur, Salat Istikharah, Kisah Nabi Yunus).
