TEMPO.CO, Jakarta - Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) akan membeli dua helikopter untuk mengoptimalkan operasi pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR).
Menurut Sekretaris Utama Basarnas Max Ruland, pengadaan dua helikopter Dauphin AS-365-N3 ini membutuhkan dana Rp 370 miliar. "Kami mengajukan anggaran tersebut kepada Kementerian Keuangan untuk tahun ini dan tahun depan," katanya di lapangan udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa, 18 Februari 2014.
Max mengatakan Basarnas masih kekurangan armada helikopter. Dari sepuluh helikopter BO-105 milik Basarnas, hanya enam yang bisa beroperasi karena sisanya tengah diperbaiki. Kini Basarnas mendapat dua tambahan helikopter Dauphin AS-365-N3 hasil pengadaan 2012-2013. Helikopter medium-berat berkapasitas sebelas penumpang ini disediakan oleh PT Dirgantara Indonesia. "Total 12 helikopter masih belum ideal, tapi kami maklum karena ada keterbatasan dana dari pemerintah," ujarnya.
Untuk helikopter yang disediakan PT Dirgantara, Basarnas membayar Rp 270 miliar. Angka ini lebih rendah dari proyeksi pengadaan pesawat serupa pada 2014-2015 yang mencapai Rp 370 miliar. Max mengatakan harga helikopter tersebut membengkak karena perbedaan kurs dengan periode sebelumnya. "Perlengkapannya juga akan diperbarui."
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia Andi Alisyahbana mengatakan helikopter pesanan Basarnas tersebut sudah dilengkapi peralatan penyelamatan. Perlengkapan itu di antaranya hoist atau katrol plus tali untuk mengevakuasi korban. Helikopter ini juga dilengkapi radar cuaca untuk mendukung operasi SAR dalam segala medan.