TEMPO.CO, Purwokerto - Kementerian Perhubungan belum memberikan izin pembukaan Bandara Wirasaba menjadi bandara komersial. Saat ini Kementerian masih melakukan kajian yang akan dijadikan dasar mengambil keputusan.
“Tidak semua kota harus mempunyai bandara. Ada prasyarat tertentu yang harus dipenuhi,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, usai melepas pemberangkatan perdana kereta Kamandaka di Stasiun Purwokerto, Senin, 17 Februari 2014.
Bambang mengatakan selama ini sudah ada Bandara Tunggul Wulung Cilacap yang berfungsi sebagai bandara pengumpan. Kementerian, kata dia, masih melakukan kajian apakah Wirasaba layak menjadi bandara komersial atau tidak.
Jika permintaan tinggi, Bambang mengatakan, bandara tersebut bisa dibuka karena akan ada banyak maskapai yang masuk ke bandara. “Tapi kalau permintaan rendah, tak ada maskapai yang mau masuk,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berharap izin dari Kementerian segera turun. “Kami sudah dua kali rapat. Harapannya pada rapat ketiga sudah ada keputusan,” katanya. (Baca juga: Bandara Wirasaba Bisa Tingkatkan Ekonomi Kawasan)
Seain Bandara Wirasaba, Pemprov juga akan mengembangkan Bandara Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Mas dan Bandara Karimunjawa. Untuk saat ini yang tengah dikerjakan baru Karimunjawa berupa memanjangkan landasan dari 800 meter menjadi 1.200 meter.
Bupati Purbalingga, Sukentho Ridho Marhaendrianto, mengatakan salah satu kendala belum dikeluarkan izin dari Kementerian disebabkan faktor jarak yang dekat dengan Bandara Tunggul Wulung Cilacap. “Kami tidak ingin mematikan Tunggul Wulung agar tetap melayani masyarakat Cilacap. Tapi untuk luar Cilacap sangat sulit, apalagi tidak bisa dikembangkan. Hanya bisa didarati pesawat-pesawat kecil," katanya.
