Hari ini, Sultan Minta Yogya Kerja Bakti Atasi Abu Kelud

Reporter

Senin, 17 Februari 2014 04:44 WIB

Para pengguna jalan berusaha menerobos jalan berdebu akibat abu vulkanik Kelud di perempatan Ringroad Utara Kentungan, Sleman, Yogyakarta (14/2/2014). TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO , Jakarta -- Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mulai hari ini, Senin 17 Februari 2014 hingga esok, Selasa 18 Februari 2014 mengajak warga Yogya untuk bersih-bersih. Upaya itu untuk menormalkan kembali aktivitas pendidikan dan perekonomian di wilayah DIY karena lumpuh sejak 14 Februari karena diguyur hujan abu vulkanik dampak letusan gunung Kelud. Lantaran macetnya aktivitas masyarakat di berbagai sektor karena lingkungan yang belum bersih dari abu vulkanik.

"Jumat-Minggu (14-16 Februari), pedagang enggak jualan. Kalau Senin belum bersih, enggak jualan juga. Kalau tidak segera dibersihkan, semakin mundur. Ekonomi enggak berputar," kata Sultan usai menggelar rapat koordinasi di Kepatihan Yogyakarta, Ahad, 16 Februari 2014.

Tempat-tempat yang diprioritaskan untuk segera dibersihkan pada Senin-Selasa adalah sekolah, pasar tradisional, dan rumah sakit. Pembersihkan sekolah dilakukan oleh relawan. Khusus siswa SMP dan SMA ikut membantu membersihkan sekolahnya. Sedangkan siswa SD dan pendidikan anak usia dini (PAUD) masih libur hingga Selasa.

"Harapannya, kalau sekolah segera bersih, kegiatan belajar mengajar bisa efektif mulai Rabu," kata Sultan.

Kegiatan bersih-bersih yang sama juga dilakukan di pasar tradisional dan pertokoan. Untuk mempercepat perputaran roda perekonomian, Sultan pun meminta pemilik toko ikut serta dalam kerja bakti."Pemilik toko jangan hanya di rumah. Harus ikut kerja bakti," kata Sultan menyerukan.

Di sisi lain, pembersihan di sarana kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga diprioritaskan. Lantaran, jika lingkungan tidak bersih, banyak orang yang akan terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Namun saat diperiksa ke puskesmas atau rumah sakit justru memperparah kondisi pasien apabila lingkungan rumah sakit masih kotor dengan abu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi menambahkan, saat ini DIY memasuki proses normalisasi. Yaitu menormalkan fasilitas public melalui gerakan kebersihan dengan kebersamaan.

Sebelumnya, pada Jumat-Ahad adalah gerakan pertolongan pertama dengan membagikan masker, pembersihan jalan raya, mensiagakan polisi untuk mengatur arus lalu lintas, dan mensiagakan puskesmas dan rumah sakit.

"Tanggung jawab gerakan ini di bawah koordinasi kepala daerah di kabupaten dan kota," kata Gatot.

Tiap-tiap kepala daerah telah membuat surat keputusan untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 27/Kep/2014 tentang tanggap darurat abu vulkanik selama satu pekan sejak 14 Februari lalu. Mereka juga menggelar rapat koordinasi di wilayah masing-masing pada Ahad ini.

"Untuk dana bantuan akan ditanggung sharing DIY dengan kabupaten/kota. Kalau daerah tidak mampu, baru kemudian disuport oleh DIY," kata Gatot.

Dana-dana tersebut digunakan untuk kegiatan kebersihan di setiap daerah yang melibatkan masyarakat. Besaran dana dari DIY masih dalam pembahasan. Sedangkan besaran dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum ada informasi untuk dikucurkan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

10 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

44 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

50 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

51 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya