Sejumlah sepeda anak yang tertutup debu vulkanik ditinggalkan warga yang mengungsi, di desa Kaumrejo,Kecamatan Ngantang, Malang, Sabtu (15/2). Kecamatan Ngantang menjadi Kawasan Rawan Bencana 3 akibat letusan Gunung Kelud. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Malang - Wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak letusan Gunung Kelud. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Kecamatan Ngantang merupakan daerah yang paling dekat dengan kawah Kelud. Jaraknya hanya sekitar tujuh hingga sepuluh kilometer.
"Tingkat keparahan terlihat dari tebal abu di Kecamatan Ngantang, yang mencapai 20-30 sentimeter," kata Sutopo melalui pesan pendek, Sabtu, 15 Februari 2014.
Selain dipenuhi abu tebal, Kecamatan Ngantang juga terkena lontaran material vulkanik berupa batu berdiameter 5-8 sentimeter. Atap-atap rumah pun tertimpa pasir. Bahkan beberapa di antaranya roboh. (Baca juga: Pengungsi Kelud Berlindung di Gedung Sekolah).
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul Bambang Wisnubroto mengatakan Gunungkidul juga terkena imbas hujan abu Kelud. Menurut dia, dua juta bibit tanaman muda mati akibat tertimbun abu. Padahal bibit itu baru ditanam pada Januari lalu di atas lahan hutan seluas 35 ribu hektare.
Di Yogyakarta, hujan abu mematikan hampir seluruh aktivitas penduduk. Meski berjarak 200 kilometer dari Gunung Kelud, daerah istimewa itu tak luput dari guyuran jutaan material abu vulkanik. "Rasanya Kelud jadi dekat sekali," ujar Staf Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupatenkunung Kidul, Soeharto. (Baca juga: Relawan Kelud Terobos Zona Terlarang untuk Berfoto).
Gunung Kelud yang terletak di persilangan tiga daerah di Jawa Timur, yakni Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, meletus pada Kamis, 13 Februari 2014, sekitar pukul 22.50. Kelud meletus beberapa menit setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengumumkan status awas atas gunung tersebut.