Warga Singapura Tak Persoalkan Kapal Usman-Harun

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 16 Februari 2014 05:32 WIB

Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 1973. Pada kunjungan tersebut, Lee Kuan Yew menaburkan bunga ke makam Usman dan Harun. Dok. TEMPO/Syahrir Wahab

TEMPO.CO , Singapura - Memanasnya hubungan bilateral antara Pemerintah Singapura dengan Pemerintah Indonesia akibat kapal perang Angkatan Laut yang bernama Usman-Harun begitu menyita perhatian publik Tanah Air. Namun kondisi sebaliknya di Singapura, yang warganya yang tidak tahu menahu tentang hal tersebut.



Seperti yang diungkapkan Tan Tee Yunus, 58 tahun, ia menyatakan tidak pernah mendengar kabar terkait kapal Usman-Harun itu. Bahkan dia pun hampir lupa bahwa pernah terjadi ledakan bom di gedung MacDonalds House di Orchard Road, Singapura. "Memang dulu ada, tetapi saya baru ingat lagi setelah mendengar hal itu dari anda," kata pria tersebut saat ditemui di Bugis Street, Singapura, Jumat malam, 14 Februari 20114. (baca:Tjokropranolo Temui Usman-Harun Sebelum Digantung)



Sertu Usman dan Kopko Harun adalah anggota Korps Komando Angkatan Laut yang dijatuhi hukuman mati karena aksi pengeboman yang dilakukan keduanya di MacDonald House Orchard Road pada Maret 1965. Dalam pengeboman di kompleks perkantoran di pusat kota itu, tiga orang menjadi korban.



Kisah mereka kembali mencuat setelah Pemerintah Singapura melayangkan surat ke Indonesia karena penamaan kapal perang Usman Harun. Mereka meminta agar nama tersebut tidak disematkan ke kapal perang Indonesia lantaran melukai publik di Singpara. (baca: Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?)



Menurut Yunus, warga Singapura cepat melupakan sejarah karena semua tempat yang dulu menyimpan banyak cerita masa lalu cepat terganti dengan bangunan baru. Menurutnya, tidak ada alasan bagi masyarakat Singapura membenci maupun terlukai akibat penamaan kapal perang Indonesia tersebut. "Orang Singapura itu baik-baik, tidak ada yang suka masalah," ucap pria setengah baya tersebut.



Advertising
Advertising

Hal senada yang diungkapkan Looh Kin Seak, warga Singapura lainnya. Pria 68 tahun itu mengaku sempat menyaksikan sisa-sisa peristiwa tersebut. "Waktu itu saya mendengar kabar bom dan langsung datang melihatnya," ujar dia, tampak ogah mengisahkan bagaimana suasana setelah pegeboman yang mencekam tersebut.



Ia hanya menyatakan kondisi gedung MacDonalds saat itu belum dikepung bangunan seperti sekarang. Ia juga mengingat kejadian itu di zaman pemerintahan Soekarno-Hatta, tetapi lupa siapa pelaku pengeboman. Begitu juga dengan memanasnya hubungan negaranya dengan Indonesia akibat nama pelaku pengeboman tersebut. "Yang saya tahu Soekarno pernah datang ke sini dengan pidato yang keras, tetapi saya melihat dia senang dengan orang Cina," ujarnya tersenyum.

TRI SUHARMAN

Terkait:
Singapura: Marinir Pembunuh Tak Harus Dihormati

Jokowi: Jalan Usman Harun Ditetapkan Mei 2013

Singapura Tetap Minta Nama KRI Usman Harun Diganti

Trauma Usman Harun Sudah Ditutup 40 Tahun Lalu

Berita terkait

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

5 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

3 hari lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

18 Agustus 2023

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

Menko Airlangga menyambut baik implementasi Program Tech:X, yang dilakukan secara bertahap

Baca Selengkapnya

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

18 Mei 2022

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

Sandiaga mengaku ikut mengumpulkan beberapa informasi setelah muncul kabar bahwa UAS ditolak masuk ke Singapura melalui Batam.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

26 Januari 2022

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

Pada perjanjian yang lama, Arsul mengatakan perjanjian ekstradisi juga terkait dengan perjanjian pertahanan.

Baca Selengkapnya

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

26 Januari 2022

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

Kesepakatan FIR dengan Singapura ini juga menunjukkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam memperkuat kehadiran negara.

Baca Selengkapnya

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

26 Januari 2022

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

Perjanjian ekstradisi disebut-sebut bisa mempermudah upaya pemulangan buronan yang berada di Singapura, termasuk koruptor.

Baca Selengkapnya

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

9 Maret 2021

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

Singapura merupakan negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai US$ 43,2 miliar (Rp 621,9 triliun) dari 2016 sampai 2020.

Baca Selengkapnya

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

3 Oktober 2018

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

Singapura dikonfirmasi negara yang akan mengirimkan bantuan untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan tsunami di Palu atau gempa Palu Donggala.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

19 Juli 2018

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

Perdana Menteri Singapura akan bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya