Kisruh Usman Harun, AU Indonesia-Singapura Akur
Editor
Yandi M rofiyandi TNR
Kamis, 13 Februari 2014 21:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto menyatakan kerja sama antara TNI AU dan Republic of Singapore Air Force sampai saat ini masih terjalin apik. Menurut Hadi, hubungan dan kerja sama antara Angkatan Udara Indonesia dan Singapura tak terpengaruh oleh panasnya hubungan pemerintah kedua negara terkait dengan penamaan KRI Usman Harun.
"Tidak ada masalah, kok, masih berjalan," kata Hadi, kepada wartawan, saat ditemui di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2014.
Menurut dia, TNI AU dan RSAF masih menjalin kerja sama berupa patroli dan latihan bersama. "Seperti patroli Indo Sky, latihan Elang Indopura juga masih dilakukan."
Wilayah udara Indonesia di Natuna, Batam, dan wilayah sekitarnya yang dikelola Singapura, menurut Hadi, merupakan kesepakatan kedua pemerintah. Menurut dia, pengaturan udara oleh Singapura merupakan upaya untuk menjaga keselamatan udara bersama karena maskapai udara yang beroperasi di Singapura sangat banyak.
Walhasil, jika pesawat tempur milik TNI AU akan berlatih di wilayah udara Natuna dan Kepulauan Riau, diperlukan izin ke Singapura. "Tapi ini untuk keselamatan udara bersama," kata dia. "Jadi wilayah udara (Kepulauan Riau, Natuna, dan sekitarnya) tetap masuk kedaulatan Indonesia."
Jadi, jika pesawat milik Singapura memasuki wilayah udara Indonesia, pemerintah Negeri Singa itu pun wajib meminta izin kepada Angkatan Udara. "Kalau tidak, ya akan kami tindak sesuai SOP," kata dia.
Sebelumnya, hubungan Indonesia dan Singapura panas akibat penamaan kapal perang baru TNI, KRI Usman Harun. Nama KRI itu diambil dari dua pahlawan Marinir Indonesia yang gugur di tiang gantung Singapura akibat aksi sabotase peledakan bom pada 1965. Imbasnya, pemerintah Singapura membatalkan undangan pameran udara tahunan untuk Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan tiga kepala staf angkatan.
INDRA WIJAYA
Terkait:
Singapura: Marinir Pembunuh Tak Harus Dihormati
Jokowi: Jalan Usman Harun Ditetapkan Mei 2013
Singapura Tetap Minta Nama KRI Usman Harun Diganti
Trauma Usman Harun Sudah Ditutup 40 Tahun Lalu