MPR Sarankan Usman-Harun Dijadikan Nama Pulau  

Reporter

Editor

Anton William

Selasa, 11 Februari 2014 10:31 WIB

Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 1973. Pada kunjungan tersebut, Lee Kuan Yew menaburkan bunga ke makam Usman dan Harun. Dok. TEMPO/Syahrir Wahab

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto menyarankan pemerintah mengabaikan protes Singapura terkait dengan penamaan KRI Usman-Harun. Menurut dia, negara sebesar Indonesia tak bisa diintervensi ketika mengambil kebijaksanaan, apalagi hanya terkait dengan pemberian nama mesin tempur. "Kalau perlu nanti kita kasih nama Usman-Harun di pulau baru," ujar Sidarto ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 11 Februari 2014.

Bagi Indonesia, kata Sidarto, Usman dan Harun adalah pahlawan. Mereka dianggap menjalankan tugas kenegaraan dengan baik saat peristiwa Dwikora pada 1964. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia layak menghargai para pahlawan. Dia juga mengatakan masalah Usman-Harun harusnya sudah selesai ketika Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew berziarah ke makam Usman dan Harun sambil menabur bunga. (Baca: Di Balik Ziarah PM Singapura ke Makam Usman-Harun)

Kini hubungan dua negara ini kembali runyam setelah pemerintah Singapura mengkritik keputusan pemerintah Indonesia yang akan menyematkan nama Usman-Harun pada salah satu fregat yang baru dibeli dari Inggris. Singapura keberatan karena Usman dan Harun dianggap sebagai teroris yang meledakkan gedung di Singapura dan dihukum mati atas perbuatannya.

Usman-Harun diambil dari nama dua anggota KKO (Komando Korps Operasi, sekarang bernama Marinir), Usman dan Harun bin Said, yang mengebom MacDonald House di Orchard Road hingga menewaskan tiga orang pada masa konfrontasi dengan Malaysia tahun 1965. Keduanya dieksekusi di Singapura pada 17 Oktober 1968. (Baca: Tragedi di Balik Penamaan KRI Usman Harun)

Buntut protes itu, delegasi Indonesia untuk Singapore Airshow dipastikan tidak akan berangkat untuk bicara dalam dialog pertahanan dalam acara itu, Selasa, 11 Februari 2014. Mereka yang semula akan hadir yaitu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman, dan Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia Marsekal Ida Bagus Putu Dunia. (Baca: Buntut Usman-Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow)

SUNDARI







Terpopuler:
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?
Gadis Ini Nekat Cuit Foto Selfie Bugilnya
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow

Busway Baru Jokowi dari Cina Barang Bekas?

Berita terkait

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

21 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

3 hari lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

18 Agustus 2023

Pertemuan Indonesia-Singapura, Menko Airlangga Bahas Progres Kerja Sama

Menko Airlangga menyambut baik implementasi Program Tech:X, yang dilakukan secara bertahap

Baca Selengkapnya

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

18 Mei 2022

Sandiaga Tanggapi Masalah UAS: Dia Sering Bantu Promosi Wisata Religi

Sandiaga mengaku ikut mengumpulkan beberapa informasi setelah muncul kabar bahwa UAS ditolak masuk ke Singapura melalui Batam.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

26 Januari 2022

Pemerintah Diingatkan agar Perjanjian Ekstradisi Tak Hanya Untungkan Singapura

Pada perjanjian yang lama, Arsul mengatakan perjanjian ekstradisi juga terkait dengan perjanjian pertahanan.

Baca Selengkapnya

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

26 Januari 2022

Perjanjian FIR Indonesia dengan Singapura Dianggap Punya 3 Substansi Penting

Kesepakatan FIR dengan Singapura ini juga menunjukkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam memperkuat kehadiran negara.

Baca Selengkapnya

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

26 Januari 2022

KPK Siap Manfaatkan Perjanjian Ekstradisi Indonesia - Singapura

Perjanjian ekstradisi disebut-sebut bisa mempermudah upaya pemulangan buronan yang berada di Singapura, termasuk koruptor.

Baca Selengkapnya

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

9 Maret 2021

Singapura dan Indonesia Perbarui Perjanjian Investasi Bilateral

Singapura merupakan negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai US$ 43,2 miliar (Rp 621,9 triliun) dari 2016 sampai 2020.

Baca Selengkapnya

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

3 Oktober 2018

Gempa Palu Donggala, Ini Rincian Bantuan Kemanusiaan Singapura

Singapura dikonfirmasi negara yang akan mengirimkan bantuan untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan tsunami di Palu atau gempa Palu Donggala.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

19 Juli 2018

Jokowi Bertemu Deputi, Bahas Pertemuan dengan PM Singapura

Perdana Menteri Singapura akan bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya