Penataan Kota Gede Dinilai Masih Setengah Hati

Reporter

Senin, 10 Februari 2014 05:32 WIB

Surono, pekerja pabrik perak Salim Silver menyiapkan cetakan perak sebelum melakukan peleburan di Kotagede, Yogyakarta, (20/11/2012). TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta: Kawasan cagar budaya Kotagede Yogyakarta tahun 2014 ini telah ditetapkan sebagai satu dari lima area prioritas penataan kawasan bersejarah program "Jogja Heritage City" oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah DIY, dan Kota Yogyakarta.



Namun, dalam program revitalisasi yang juga meliputi kawasan lain seperti Malioboro, Kota Baru, Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman itu, perencanaan Kotagede dinilai masih setengah hati karena belum ada master plan yang jelas.

"Sejak wacana penataan Kotagede dilontarkan gencar tahun 2009 silam, sampai saat ini banyak agenda revitalisasi utama belum tersentuh. Termasuk yang dibiayai lewat dana keistimewaan ini," kata Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Toni Ariestiono kepada Tempo Ahad 9 Februari 2014.

Toni menjelaskan, dari program penataan yang dirancang untuk kawasan heritage yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul itu paling banter yang baru dilakukan pemerintah baru bidang kebijakan pungutan pajak.

"Pemerintah sampai saat ini baru sebatas mengurangi beban PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) objek pajak pemilik bangunan cagar budaya. Tapi untuk kelanjutannya tidak ada, seperti pemugaran dan perawatan," katanya.

Dalam kebijakan pajak ini, pemilik objek cagar budaya hanya diwajibkan membayar sekitar 60 persen saja dari keseluruhan beban PBB-nya.

Toni menyebut, belum terkonsepnya penataan kawasan Kotagede, terlihat dari status Kotagede yang sampai saat ini dalam penyebutannya masih menggunakan kata "kawasan". Istilah ini dinilai membingungkan pemahaman publik soal objek utama cagar budaya di wilayah itu. Padahal pusat cagar budaya Kota Gede sendiri hanya dominan di perkampungan Purbayan dan Prenggan.

"Apalagi sampai sekarang belum pernah ada penanda bangunan cagar budaya di Kotagede atau jalur khusus kawasan yang menunjukkan letak heritage itu di mana saja,"kata dia.

Faktor lain, letak geografis Kotagede berbeda dibanding kawasan cagar budaya lain seperti Kota Baru atau Keraton. Kotagede punya banyak akses masuk karena merupakan daerah perbatasan. Banyaknya akses masuk ini dinilai yang jadi potensi kebingungan wisatawan.

Padahal dari sekitar 280 potensi objek cagar budaya yang saat ini masih menunggu proses penetapan pemerintah DIY, separuhnya terdapat di Kota Gede.

Camat Kotagede Nur Hidayat kepada Tempo mengungkapkan awal tahun 2014 ini, pihak sudah menggandeng lembaga konsultan yang mulai mengkaji usulan pembangunan gapura di empat penjuru masuk Kotagede seperti yang diusulkan sejak lama oleh warga. "Tapi kami belum tahu kapan gapura itu tepatnya akan dibangun,"kata Nur.

Gapura ini dimaksudkan sebagai penanda khusus di kawasan budaya itu. Rencananya gapura yang dibangun dengan model Mataraman ini dibiayai dengan anggaran dana keistimewaan.

PRIBADI WICAKSONO.



Berita terkait

Anies Baswedan Gencar Resmikan Proyek Jelang Lengser, Manuver Politik Pilpres 2024?

30 September 2022

Anies Baswedan Gencar Resmikan Proyek Jelang Lengser, Manuver Politik Pilpres 2024?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan gencar meresmikan berbagai proyek yang menjadi janji politiknya. Tancap gas politik buat pilpres 2024?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Revitalisasi Kota Tua Manjakan Pejalan Kaki Saksikan Ikon Unik

11 September 2022

Anies Baswedan Sebut Revitalisasi Kota Tua Manjakan Pejalan Kaki Saksikan Ikon Unik

Anies Baswedan mengatakan revitalisasi Kota Tua memadukan masa lalu dan masa depan yang diproyeksikan menjadi salah satu ikon unik pariwisata Ibu Kota

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Resmikan Kawasan Kota Tua yang Selesai Direvitalisasi

10 September 2022

Anies Baswedan Resmikan Kawasan Kota Tua yang Selesai Direvitalisasi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan kawasan Kota Tua yang baru rampung direvitalisasi

Baca Selengkapnya

Anies Pamerkan Kawasan Kota Tua ke Para Pemimpin Kota Dunia

31 Agustus 2022

Anies Pamerkan Kawasan Kota Tua ke Para Pemimpin Kota Dunia

Gubernur DKI Jakarta mengajak delegasi U20 Mayors Summit menikmati suasana kawasan Kota Tua Jakarta

Baca Selengkapnya

Festival Batavia Kota Tua Raup Omzet Rp 74 Juta

28 Agustus 2022

Festival Batavia Kota Tua Raup Omzet Rp 74 Juta

Bazar Jakpreneur di Festival Batavia Kota Tua berhasil meraup omzet Rp 74 juta terhitung hingga Ahad siang, 28 Agustus 2022.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Kota Tua Belum Sepenuhnya Usai, Butuh Puluhan Miliar untuk Jadi Zona Rendah Emisi

28 Agustus 2022

Revitalisasi Kota Tua Belum Sepenuhnya Usai, Butuh Puluhan Miliar untuk Jadi Zona Rendah Emisi

DKI Jakarta menyebutkan anggaran revitalisasi Kota Tua di Jakarta Barat mencapai puluhan miliar untuk menyulap jadi zona rendah emisi.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Kota Tua, Anies Baswedan: Kota Tua Wajah Jakarta Masa depan

28 Agustus 2022

Revitalisasi Kota Tua, Anies Baswedan: Kota Tua Wajah Jakarta Masa depan

Anies Baswedan menyebut revitalisasi Kota Tua mewakili wajah masa depan Kota Jakarta. Hadirkan rasa kesetaraan, memanusiakan pejalan kaki.

Baca Selengkapnya

Dubes Belanda Puji Revitalisasi Kota Tua Jakarta: Semakin Menarik sebagai Destinasi Wisata Internasional

28 Agustus 2022

Dubes Belanda Puji Revitalisasi Kota Tua Jakarta: Semakin Menarik sebagai Destinasi Wisata Internasional

Dubes Belanda Lambert Grijns memuji revitalisasi Kota Tua Jakarta. Wajah kota Tua semakin menarik sebagai destinasi wisata internasional.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Kota Tua Jakarta Habiskan Rp 63 Miliar, Untuk Apa Saja?

28 Agustus 2022

Revitalisasi Kota Tua Jakarta Habiskan Rp 63 Miliar, Untuk Apa Saja?

Anggaran revitalisasi Kota Tua Jakarta menelan dana hingga miliaran rupiah. Menjadi zona rendah emisi.

Baca Selengkapnya

Revitalisasi Kota Tua Telan Rp 65 Miliar, dari Uang SP3L Milik 3 Pengembang

27 Agustus 2022

Revitalisasi Kota Tua Telan Rp 65 Miliar, dari Uang SP3L Milik 3 Pengembang

Hari Nugroho menyatakan revitalisasi Kota Tua memakan biaya Rp 65 miliar. Dana tersebut tak hanya untuk membangun trotoar.

Baca Selengkapnya