Konsumsi Rumah Tangga di Jabar Rp 5,4 Juta

Reporter

Editor

Eni Saeni

Senin, 3 Februari 2014 22:13 WIB

Pedagang menata makanan laut Haisom atau Tripang jelang perayaan Tahun Baru Imlek di Petak sembilan, Jakarta, (28/1). Haisom atau Tripang merupakan salah satu makanan khas Imlek yang disajikan ketika Imlek. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Bandung -Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rata-rata biaya konsumsi rumah tangga gabungan 7 kota di Jawa Barat hasil Survey Biaya Hidup (SBH) 2012 tercatat Rp 5.4 juta. "Ada perubahan pola konsumsi masyarakat dan ada perubahan komoditi," kata Kepala Bidang Statistitk Distribusi BPS Jawa Barat Dody Gunawan Yusuf di kantornya, Senin, 3 Februari 2014.


Kota Depok menjadi kota berbiaya hidup tertinggi di Jawa Barat dengan rata-rata niai konsumsi rumah tangganya Rp 6.3 juta, atau rangking 4 nasional. Disusul Kota Bekasi Rp 5.7 juta. Sementara konsumsi rata-rata rumah tangga terendah di Jawa Barat adalah Kota Cirebon yakni Rp 3.6 juta erselisih tipis dengan Kota Tasikmalaya 6.3 juta. Rata-rata konsumsi di Kota Bandung sendiri Rp 5.6 juta dan Kota Bogor Rp 4.4 juta

BPS mendapati tren pola konsumsi di 7 kota di Jawa Barat yakni proporsi biaya hidup kelompok makanan terus turun. Di Jawa Barat, komposisi proporsi konsumsi kelompk makanan 35,85 persen, sementara non makanan 64,15 persen.

Kota Sukabumi sebagai daerah dengan pola konsumsi dengan proporsi biaya hidup kelompok makanan tertinggi yakni 45,23 persen dari rata-rata konsumsi rumah tangganya seluruhnya Rp 3.8 juta. Sebaliknya Kota Depok mencatatkan proporsi konsumsi makanan terendah yakni hanya 32,88 persen. "Di Depok pengeluaran non makanan yang meningkat," kata Dody.

Dody mengatakan, pergeseran yang paling mencolok berada pada meningkatnya pola konsumsi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan proporsi 17,71 persen dari nilai rata-rata biaya konsumsi rumah tangga di Jawa Barat. Nilainya hampir berimbang dengan Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 17,01 persen, dan masih lebih kecil dibanding kelompok bahan makanan 18,83 persen.

Proporsi konsumsi tertinggi di Jawa Barat tercatat pada Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 28,52 persen. Sementara konsumsi terendah justru di kelompok pengeluaran kesehatan 4,13 persen, disusul sandang 5,16 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 8,63 persen.

Dalam survey itu, sub kelompok beras dan rokok masih menjadi konsumsi yang relatif tinggi di bandingkan sub kelompok lainnya. Sementara di wilayah perkotaan yang relatif besar penghasilan yang disisihkan untuk tabungan terhitung dominan di kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Menurut Doddy, survey biaya hidup itu dilakukan BPS tiap 5 tahun sekali, terakhir dilakukan pada 2007 lalu. Survey itu sengaja dilakukan BPS untuk memeriksa kelompok pengeluaran yang sensitif mempengaruhi inflasi tiap kota, dengan melakukan survey berkala terhadap pola konsumsi masyarakatnya.

Dody mengatakan, survey itu bukan menunjukkan biaya hidup di masing-masing kota itu. "Survey ini akan menjadi bahan dasar perhitungan Indeks Harga Konsumehn. Dari SBH itu akan dihasilkan paket komoditas yang berpengaruh dalam cakupan kota," kata dia.

Dia mencontohkan, inflasi Jawa Barat pada Januari 2014 tercatat 0,98 persen. Kenaikan harga gas elpiji menyumbang inflasi tertinggi mengalahkan telur ayam dan daging ayamn ras kendati pemicunya disebabkan oleh kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram hanya sepekan di awal Januari.


Adapun kenaikan harga daging dan ayam ras sendiri dipicu oleh terganggunya jalur distribusi dan dominan terjadi di daerah yang terkena bencana banjir.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

7 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

10 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

28 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya