Ketua fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta--Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Hidayat Nur Wahid mengaku tetap optimis meskipun sudah dua kali 'kalah' di 'Pemilu' DKI Jakarta, yaitu di Pilgub DKI Jakarta dan Pemilihan Raya PKS untuk DKI Jakarta. Menurut dia, justru Indonesia secara nasional tak bisa diukur hanya berdasarkan basis DKI Jakarta.
"DKI hanya satu dari 34 provinsi. Berarti logikanya, tak benar bahwa menang di Jakarta berarti menang di luar," ujar Hidayat di gedung PKS, Ahad dinihari, 2 Februari 2014. "Penduduk DKI hanya 5 juta pemilih, sedangkan seluruh pemilih jumlahnya lebih dari 100 juta."
Hidayat mencontohkan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bisa menang di Jakarta, tapi tetap tak bisa membantu koleganya di partai, di Pilkada Jawa Barat dan Jawa Timur, meskipun Jokowi sudah turun membantu saat kampanye.
Hidayat mengaku siap uji publik. "Kami akan dipertemukan dengan berbagai komunitas di Indonesia," kata dia. Hidayat juga yakin tak proses uji publik itu tak bakal menelan biaya besar. "Bisa juga tak perlu dana, karena secara prinsip, keterwakilan publik itu bisa diukur."
Ketua Lembaga Penyiapan dan Penokohan Kader PKS Taufik Ridlo mengatakan kekalahan Hidayat di Pilgub DKI Jakarta tak bakal relevan jika dibandingkan dengan kesiapan bertarung secara nasional. "Hidayat secara internal nomor satu. Berarti tak bisa dianalogikan kalah di DKI berarti kalah di nasional. Nanti akan ada uji publik yang menentukan," kata dia. (Simak #Bursa Capres 2014) MUHAMAD RIZKI
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
2 Maret 2024
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?
Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.