Salah satu tim barongsai menunjukkan aksinya dalam kejuaraan Barongsai Internasional di Tangerang, Banten, (29/9). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Banda Aceh - Perayaan Imlek 2565, tahun baru Cina di Banda Aceh, diwarnai dengan atraksi barongsai, Jumat, 31 Januari 2014. Atraksi dipusatkan di beberapa titik dalam kawasan Peunayong, yang merupakan kampung Pecinan di Aceh.
Penampilan atraksi barongsai mampu menghibur warga Banda Aceh, terutama para pedagang di kawasan Peunayong. "Asyik, sangat menghibur seperti di film-film Hong Kong," kata Salimah, warga Banda Aceh.
Ketua Hakka Aceh (komunitas etnis Tionghoa), Kho Khie Siong, mengatakan barongsai yang tampil adalah binaan pihaknya. Mereka tampil sepanjang hari pada beberapa titik, di antaranya di depan Vihara Dharma Bhakti, di Jalan Kartini Peunayong, dan Jalan Sri Ratu Safiatuddin. Atraksi sempat berhenti sejenak saat salat Jumat.
Menurut Kho Khie Siong atau kerap disapa Aky, barongsai adalah seni budaya yang dimiliki oleh etnis Tionghoa. Barongsai bukan ritual ibadah, tetapi seni budaya.
Pihaknya ingin mengubah pandangan masyarakat di Aceh terkait barongsai. Sebab, barongsai hanya budaya yang dapat dimainkan oleh siapa pun. Bahkan, ada anak Aceh yang ikut bermain barongsai. "Masyarakat Hakka sendiri terdiri atas berbagai agama," ujar Aky.
Dia menilai toleransi beragama dan etnis dalam kehidupan bermasyarakat di Aceh, yang dikenal sebagai provinsi yang menjalankan syariat Islam, sudah bagus. "Ini harus dikembangkan terus. Kita harapkan melalui perayaan Imlek dan atraksi barongsai semakin menguatkan toleransi," ujarnya.
Perayaan Imlek di Aceh juga akan dirayakan dengan menggabungkan atraksi barongsai dan tari Seudati, Aceh. Perhelatan budaya ini dilaksanakan pada 2 Febuari mendatang di Stadion Harapan Bangsa, Aceh Besar.