Kaos Soeharto Dijual Rp 40-45 Ribu

Reporter

Kamis, 30 Januari 2014 03:02 WIB

Koperasi Giribangun memproduksi kaos bergambar Soeharto (29/1). Kaos ini hanya ada di astana giribangun, tempat mantan presiden Indonesia tersebut dimakamkan. TEMPO/Ukky Primartanyo

TEMPO.CO , Karanganyar: Selain kaos mantan Presiden Soeharto yang dibuat masyarakat, Koperasi Serba Usaha Giribangun juga memproduksi kaos Soeharto. Ada tiga kaos Soeharto produksi KSU Giribangun yang hanya dijual di Astana Giribangun.

Pertama kaos berwana dasar biru dengan sketsa Pak Harto dari samping. Kepalanya menunduk dan tangan kanannya memegang dahi. Di bawahnya ada tulisan "Tak tinggal kok malah rekoso" atau "Saya tinggal kok malah susah". "Harganya Rp 40 ribu," ujar karyawan KSU, Sarwanti, ketika ditemui di kios koperasi di Astana Giribangun, Rabu, 29 Januari 2014.

Lalu kaos bergambar Pak Harto memakai kemeja biru sambil tersenyum. Ada tulisan "Ngulurug tanpa bala, Sugih ora nyimpen" atau "Menyerang tanpa pasukan, Kaya tanpa menyimpan harta" dan "Sekti tanpa maguru, Menang tanpa ngasorake" atau "Sakti tanpa berguru, Unggul tanpa mengalahkan".

Dan terakhir kaos dengan warna dasar hitam dengan lambang Astana Giribangun di bagian tengah. Kedua kaos tersebut masing-masing dijual Rp 45 ribu. "Di tempat lain tidak ada. Hanya dijual di sini," katanya. (Baca: 3 Desain Kaos Soeharto versi Astana Giribangun)

Kaos bergambar Presiden Soeharto sempat menjadi perhatian khalayak beberapa waktu lalu. Sebab, di kaos tersebut tertulis pernyataan yang menyebut zaman pemerintahan Soeharto lebih baik dibanding saat ini. Gambar paling sering muncul adalah foto Soeharto setengah badan dengan wajah tersenyum lebar dan tangan kanannya memberi salam. Di samping gambar tersebut diselipkan kata-kata berbahasa Jawa: "Piye Kabare? Jik Penak Jamanku to? (Bagaimana Kabarnya? Masih Enak Zamanku, kan?)". Liputan selengkapnya kaos Soeharto klk di sini.

Pada 23 Januari lalu, calon Presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie mengklaim munculnya kaus yang bergambar Presiden Soeharto menandai keinginan masyarakat agar calon presiden dari Partai Golkar memenangkan pemilihan presiden 2014. Meski begitu, Ical membantah kaus yang banyak beredar di pasar-pasar tradisional itu buatan kader partainya.

Soeharto meninggal di Jakarta pada 27 Januari 2008. Jenazah kemudian dimakamkan di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, sekitar 30 kilometer di timur Surakarta. Sebelumnya Siti Hartinah Soeharto atau Ibu Tien juga dimakamkan di tempat yang sama pada April 1996.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita lain:

Kaitkan Golkar dengan Soeharto, Ical Blunder

Golkar Bantah Berkoalisi karena Jokowi Unggul

Alasan Golkar Ingin Berkoalisi dengan Partai Lain

Bagaimana Teknik Survei Internal Golkar

Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path






Berita terkait

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

5 hari lalu

Profil dan Kontroversi Tien Soeharto: Kisah Perjalanan Seorang Ibu Negara

Tien Soeharto memiliki profil yang kompleks, seorang ibu negara yang peduli hingga terlibat dalam berbagai kontroversi yang mengiringi masa pemerintahan suaminya.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

5 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

16 November 2023

Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

Keputusan devaluasi itu berdampak yang luas terhadap kondisi ekonomi negara dan memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dan pelaku ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jejak Langkah Politik Partai Golkar: Pasca Reformasi Kian Menurun

5 Agustus 2023

Jejak Langkah Politik Partai Golkar: Pasca Reformasi Kian Menurun

Berikut jumlah kursi yang diperoleh Partai Golkar dari Pemilu 2009, 2014, dan 2019 yang semakin menurun. Bagaimana prospek di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia

21 April 2023

TMII Diresmikan 48 Tahun Lalu, Berikut Kilas Balik Proyek Wisata Bertema Budaya Indonesia

Digagas sejak Maret 1970, pembangunan proyek TMII dimulai pada tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975 atau 48 tahun silam.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Serahkan Daftar Aset Yayasan Supersemar untuk Disita

23 November 2018

Kejaksaan Serahkan Daftar Aset Yayasan Supersemar untuk Disita

Kejaksaan Agung telah mengirimkan daftar aset bergerak dan tidak bergerak atas nama Yayasan Supersemar ke PN Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Titiek Soeharto Ungkap Dampak Yayasan Supersemar Dibekukan

23 November 2018

Titiek Soeharto Ungkap Dampak Yayasan Supersemar Dibekukan

Titiek Soeharto menyebut pemerintah menghalangi rezeki orang lantaran membekukan Yayasan Supersemar.

Baca Selengkapnya

PN Jakarta Selatan Masih Simpan Uang Sitaan Yayasan Supersemar

22 November 2018

PN Jakarta Selatan Masih Simpan Uang Sitaan Yayasan Supersemar

Uang sitaan sejumlah Rp 242,4 miliar dari Yayasan Supersemar masih tersimpan di rekening PN Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Aset-aset Yayasan Supersemar senilai Rp 4,4 Triliun

20 November 2018

Mengintip Aset-aset Yayasan Supersemar senilai Rp 4,4 Triliun

Gedung Granadi yang digunakan sebagai kantor oleh Yayasan Supersemar milik Keluarga Cendana resmi disita. Melihat aset yayasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Berkarya: Tommy Soeharto Tak Terlibat Sengketa Yayasan Supersemar

19 November 2018

Berkarya: Tommy Soeharto Tak Terlibat Sengketa Yayasan Supersemar

Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang menegaskan Tommy Soeharto tak ada sangkut paut dengan sengketa Yayasan Supersemar.

Baca Selengkapnya