TEMPO.CO, Bangkalan - Ratusan rumah dan pasar tradisional di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, terendam banjir setinggi satu meter, Selasa, 28 Januari 2014. Rohman, pedagang sembilan bahan pokok di pasar tersebut mengatakan banjir terjadi sejak pagi.
Guyuran hujan sejak Senin malam kemarin membuat Sungai Blega yang berjarak 500 meter dari pasar tradisional itu meluap dan akhirnya menumpahkan air ke jalanan. Pasar Blega yang terletak di tepi jalan pun kebanjiran. Sekitar 400 permukiman warga di sekitar sungai juga ikut terendam. "Sebagian barang dagangan kami tidak bisa diselamatkan," kata Rohman.
Menurut Rohman, banjir di Blega terjadi rutin setiap tahun akibat perilaku masyarakat yang membuang sampah seenaknya ke bantaran sungai. Sungai pun menjadi dangkal. "Sejauh ini belum ada tindakan dari pemerintah untuk mencegah banjir," katanya.
Banjir di Blega juga menyebabkan arus lalu lintas dari Sampang ke Bangkalan dan sebaliknya macet total. Antrean kendaraan baik roda dua maupun roda empat mengular mencapai lima kilometer.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangkalan Wahid Hidayat mengatakan telah menerjunkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Langkah ini, kata dia, dilakukan karena informasi dari tim di lapangan menyebutkan bahwa di beberapa perkampungan tinggi air sudah mencapai dua meter. "Semua harus dievakuasi, jangan sampai ada korban jiwa," katanya.
Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
1 hari lalu
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.