Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar (tengah), menyimak pemaparan Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah (kiri), saat meninjau Bendung Pasar Baru Cisadane (Pintu Air 10) di Tangerang, Banten, (25/1). ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang membawa sejumlah poin untuk diajukan dalam pembahasan masalah banjir di Kementerian Pekerjaan Umum hari ini, Senin, 27 Januari 2014. Kedua pemerintahan daerah di Banten itu sepakat normalisasi Sungai Cisadane dan rehabilitasi bendung Pasar Baru Cisadane atau Pintu Air 10 menjadi poin utama.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, di antara dua opsi tersebut, menurut dia, pilihan terbaik untuk menangani banjir di Tangerang adalah melakukan normalisasi Sungai Cisadane. "Musababnya, sedimentasi di sungai itu sudah parah sekali," kata dia kepada Tempo, Senin, 27 Januari 2014.
Ia mengatakan kondisi Cisadane saat ini sudah sangat kritis sehingga harus segera dilakukan penanganan serius.
Menurut Zaki, dalam pertemuan di Kementerian Pekerjaan Umum pada hari ini, Kabupaten Tangerang mengajukan empat hal. "Di antaranya rehabilitasi pintu air Cisadane, membuat tanggul dan pengerukan dari hulu dan hilir Cisadane," urai Zaki.
Sungai Cisadane melintasi lebih dari 20 kilometer wilayah Kabupaten Tangerang. Zaki memperkirakan butuh waktu 10-15 tahun untuk normalisasi sungai sepanjang itu. "Selama ini belum pernah ada kegiatan normalisasi," kata dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, serta Kota dan Kabupaten Tangerang sepakat membatalkan rencana membuat sodetan dari Kali Ciliwung ke Cisadane. Gubernur DKI Joko Widodo sepakat mendahulukan nomalisasi Sungai Cisadane sebelum dibuat sodetan. Pertimbangannya, ketinggian air Cisadane sudah mencapai bibir sungai yang membuat Tangerang terancam kebanjiran.