Pertambangan batubara tradisional di Sawahlunto, Sumbar, Selasa (16/6). Diperkirakan ada sekitar 35 pekerja dan lima pengawas sedang berada dalam tambang batu bara saat terjadi ledakan pukul 10.30. ANTARA/Arif Pribadi
TEMPO.CO, Jakarta - Empat orang pekerja tambang hingga siang ini masih tertimbun, akibat ledakan di lokasi tambang batu bara milik PT Desrat Sarana Arang di Parambahan, Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto, yang terjadi Jumat kemarin, 24 Januari 2014 sekitar pukul 11.00 WIB.
"Proses pencarian terus kita lakukan. Namun, kami belum bisa mengevakuasi korban yang tertimbun," ujar Kepala Kepolisian Resor Sawahlunto Ajun Komisaris Besar Polisi Moehammad Syafrial, Sabtu siang, 25 Januari 2014.
Empat pekerja nahas yang masih tertimbun terdiri atas tiga warga Kabupaten Sijunjung, yaitu Anton, Ucok, dan Komarudin serta seorang warga Bengkulu bernama Elvan. Sementara, pekerja yang tewas bernama Edi, warga Tanjung Ampalu Kabupaten Sijunjung.
Kata Syahrial, proses pencarian terganggu oleh naik turunnya gas metan di lokasi. Sehingga, pencarian sempat dihentikan sementara. "C02 dan gas metannya tadi sempat tinggi," ujarnya kepada Tempo.
Menurut Syafrial, kedalaman lubang tambang itu sekitar 96 meter. Akibat ledakan, sekitar 50 meter tertimbun material-material, seperti batu-batu cadas dan batubara. "Tim berusaha menggali dan memasang napar untuk menyanggah batu-batuan itu," ujarnya.
Saat ini ada empat tim yang melakukan evakuasi. Mereka dari Dinas Pertambangan dan pekerja-pekerja tambang dari swasta.