Sejumlah warga foto bersama Lisa Face Off saat peringatan Hari Kartini, di kawasan Car Free Day, jalan Tunjungan, Surabaya, Minggu (21/4). Lisa, pasien operasi ganti wajah pertama di Indonesia , yang jarang muncul di keramaian menarik perhatian warga yang ingin berfoto bersama layaknya selebritis. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Surabaya- Pasien face-off--operasi transplantasi bagian pada wajah--Siti Nur Jazilah alias Lisa genap berusia 30 tahun pada 13 Januari 2014. Lisa kini sudah terlihat sangat percaya diri. Sejak operasi terakhirnya pada Februari tahun lalu, Lisa sudah tidak pernah lagi masuk ke ruang operasi.
"Tapi kayaknya aku masih ingin operasi lagi. Di bagian dagu," kata Lisa saat bertemu Tempo, Jumat, 24 Januari 2014.
Seperti biasa, ketika menghadiri sebuah acara, Lisa tampil maksimal. Meski wajahnya tertutup make-up sempurna, bekas operasi Lisa masih terlihat. Ia memang mengaku tidak lagi mengalami banyak keluhan seperti pada awal-awal setelah operasi dulu. Namun ia seperti belum puas dengan dagu yang dimilikinya sekarang.
Menurut Lisa, perlu pembenahan pada bagian dagunya agar tampak lebih bagus. Ia berharap operasi itu bisa dilakukannya tahun ini. "Inginnya tahun ini. Operasi dagu kayaknya perlu ditambah," kata Lisa.
Kondisi fisik ataupun psikologis Lisa terus membaik. Perempuan asal Malang ini sudah menjalani 17 kali operasi sejak datang pertama kali ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo pada 28 Maret 2006.
Spesialis bedah plastik yang menangani Lisa adalah Prof. Dr. Sjaifuddin Noer. Dia mengatakan penampilan Lisa kini sudah baik. Kepercayaan diri Lisa juga semakin mantap sehingga dia bisa lebih mandiri.
Menurut Sjaifuddin, wajah Lisa saat ini sudah 70 persen mendekati sempurna. Perlu-tidaknya operasi tambahan tergantung pada keluhan Lisa. "Sewaktu-waktu tetap kami kontrol. Kalau ada indikasi atau keluhan, kami lakukan operasi," ujarnya.
Rencana Lisa untuk meninggalkan instalasi rawat inap RSUD Dr Soetomo yang selama ini menjadi tempat tinggalnya juga sepertinya belum terealisasi. Adapun Lisa mengaku tidak terlalu terburu-buru meninggalkan Rumah Sakit, meski keinginan untuk hidup normal itu tetap ada.
