Surakarta akan Bangun Gedung di Situs Bunker Kuno

Reporter

Jumat, 10 Januari 2014 03:27 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surakarta--Pemerintah Kota Surakarta berencana untuk membangun gedung perkantoran di sekitar situs bunker kuno yang ada di kompleks balai kota. Gedung itu akan digunakan sebagai perkantoran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Bunker kuno yang ada di bagian belakang kompleks balai kota itu diperkirakan dibangun pada masa kolonial. Keberadaan bunker itu terdeteksi sekitar dua tahun lalu dan baru berhasil digali pada akhir tahun kemarin. Bangunan itu diduga merupakan salah satu sistem pertahanan pemerintah Kolonial Belanda.

Kepala Dinas Tata Ruang Kota, Endah Sitaresmi mengatakan bahwa pembangunan gedung perkantoran tersebut sebenarnya sudah direncanakan sejak dua tahun lalu. "Kami langsung menundanya begitu ada informasi dari warga mengenai keberadaan bunker di kompleks itu," katanya, Kamis 9 Januari 2014. Mereka memilih untuk melakukan penggalian untuk membuktikan informasi tersebut.

Keberadaan bunker itu ternyata terbukti setelah pihaknya melakukan penggalian bersama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Bangunan bertembok tebal itu memiliki ruang yang cukup luas dengan panjang 15,4 meter dan lebar 4,6 meter. "Bangunannya masih utuh, hanya ada bagian berlubang lantaran tertembus pipa drainase," kata Endah.

Meski demikian, Endah menyebut bahwa keberadaan bunker kuno itu tidak akan menghentikan rencana pembangunan gedung perkantoran. Bahkan, mereka akan memulai pembangunannya pada pertengahan tahun ini. "Tentunya kami harus mengubah desain perencanaan yang sudah pernah dibuat," katanya. Sebab, desain yang lama tidak memperhitungkan adanya bunker di tempat itu.

Menurut Endah, desain perencanaan tersebut harus mengakomodir keberadaan bangunan cagar budaya yang ada di kompleks itu. "Memang cukup sulit karena lahannya tidak seberapa luas," katanya. Saat ini pihaknya telah membentuk tim untuk merumuskan desain baru untuk bangunan perkantoran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil itu.

Salah satu aktivis Komunitas Pecinta Cagar Budaya Nusantara, Agus Anwari mengatakan bahwa pembangunan gedung di situs tersebut sebenarnya tidak melanggar aturan. Hanya saja, dia menyarankan agar Pemerintah Kota Surakarta terlebih dulu menyelesaikan penelitian mengenai bunker tersebut.

"Kajian mengenai fungsi bunker pada masa lampau belum ditemukan secara komplet," katanya. Dia yakin sejarah bunker itu bisa ditemukan di perpustakaan yang berada di Museum Leiden Belanda. Sebab, kompleks balai kota itu dulunya merupakan rumah dinas pejabat residen pada masa kolonial. "Museum itu banyak menyimpan arsip-arsip terkait sejarah Kota Surakarta," katanya melanjutkan.

Apalagi, bunker kuno juga didapati di sejumlah lokasi lain di Surakarta. Dia menduga ada keterkaitan antara bunker di balai kota dengan bunker-bunker lain. "Penelitian tentang bunker ini harus dibuat secara komperehensif," katanya.

Jika pembangunan gedung itu memang mendesak, Agus meminta agar desainnya diselaraskan dengan keberadaan bunker kuno itu. "Sebaiknya jangan membuat bangunan bergaya modern seperti bangunan lain di kompleks balai kota," katanya. Selain itu, konstruksi bangunan juga tidak boleh merusak bunker yang sudah tua itu.

AHMAD RAFIQ

Baca juga:

Hidupkan Klangenan, Malioboro Diberi Pengeras Suara

Moratorium Hotel di Yogya Terancam Gagal

Godean Sentra Kuliner Belut

Balekambang Solo Gelar Ketoprak dan Pesta Ikan

Berita terkait

Proyek Properti Bermasalah dan Ancaman Warisan Budaya di Yogya

27 September 2017

Proyek Properti Bermasalah dan Ancaman Warisan Budaya di Yogya

Pegiat Warga Berdaya, Elanto Wijoyono menyebut Pemerintah Kota Yogyakarta abai dan tak tegas menerapkan aturan.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Batu Bata Kuno Majapahit Sudah Lama Terjadi

19 April 2017

Eksploitasi Batu Bata Kuno Majapahit Sudah Lama Terjadi

Sudah lama eksploitasi batu bata kuno dari bangunan peninggalan zaman Majapahit yang terpendam dalam tanah di Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan.

Baca Selengkapnya

Markas Radio Bung Tomo Dirobohkan, PT Jayanata: Sudah Rapuh  

20 Juni 2016

Markas Radio Bung Tomo Dirobohkan, PT Jayanata: Sudah Rapuh  

Bos PT Jayanata Kosmetika Prima, Beng Jayanata, mengatakan bangunan cagar budaya eks markas radio Bung Tomo sudah rapuh sehingga dirobohkan.

Baca Selengkapnya

Polisi Serahkan Penyelidikan Eks Markas Bung Tomo ke Pemkot

17 Juni 2016

Polisi Serahkan Penyelidikan Eks Markas Bung Tomo ke Pemkot

Hasil penyelidikan akan diserahkan kepada PPNS yang merupakan gabungan dari Satpol PP dan Disbudpar Pemerintah Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Markas Radio Bung Tomo, DPRD Akan Panggil Paksa Bos Jayanata  

11 Juni 2016

Markas Radio Bung Tomo, DPRD Akan Panggil Paksa Bos Jayanata  

Selama tiga kali dengar pendapat membahas perobohan bangunan cagar budaya itu, Beng Jayanata tidak mau datang.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya akan Rekonstruksi Eks Markas Radio Bung Tomo

19 Mei 2016

Pemkot Surabaya akan Rekonstruksi Eks Markas Radio Bung Tomo

Menurut Wiwiek, meski bangunan aslinya sudah dihancurkan,
bangunan hasil rekonstruksi masih bernilai sejarah.

Baca Selengkapnya

Polisi Bentuk Tim Selidiki Perobohan Markas Radio Bung Tomo

13 Mei 2016

Polisi Bentuk Tim Selidiki Perobohan Markas Radio Bung Tomo

Tim pertama berfokus pada sejarah bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya. Sedangkan tim kedua menyelidiki perusakannya.

Baca Selengkapnya

Ini Hasil Penelitian Cagar Budaya Soal Eks Markas Bung Tomo

10 Mei 2016

Ini Hasil Penelitian Cagar Budaya Soal Eks Markas Bung Tomo

"Bisa saja itu dikembalikan seperti asalnya jika Pemkot Surabaya bersedia mencari semua bahan bangunan itu sama persis dengan asalnya."

Baca Selengkapnya

Usut Perobohan Markas Radio Bung Tomo, Bos PT Jayanata Absen

10 Mei 2016

Usut Perobohan Markas Radio Bung Tomo, Bos PT Jayanata Absen

DPRD Surabaya berang karena PT Jayanata hanya mengirim utusan yang tidak paham persoalan.

Baca Selengkapnya

Atraksi di Candi, Pemerintah Kirimi Surat Komunitas Parkour

14 April 2016

Atraksi di Candi, Pemerintah Kirimi Surat Komunitas Parkour

Atlet dan kameramen mengklaim spontan.

Baca Selengkapnya