Marzuki Alie Ibaratkan KPK seperti Polantas

Reporter

Rabu, 1 Januari 2014 05:11 WIB

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menjawab pertanyaan Wartawan saat tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (22/10). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie tidak mau penegak hukum bertindak seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, menggunakan strategi penindakan dalam mengawasi distribusi dana optimalisasi sebesar Rp 27 triliun pada 2014. Ia menganggap pola penindakan tidak akan membuat program tersebut bisa bebas dari korupsi.

"Penindakan itu sama dengan lagi lampu merah nih, lalu pengendara langsung saja karena tidak ada polisi, tetapi tahu-tahu polisinya muncul," ujar dia di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 31 Desember 2013.

Pola penindakan, sambung politikus Demokrat itu, juga berbiaya besar karena akan diawali dengan penyelidikan dan penyidikan. Menurut Marzuki, hal yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya agar penyaluran dana itu tidak menuai masalah melalui strategi pencegahan. "Bagaimana orang DPR itu tidak melanggar. Kalau urusi orang melanggar, pusing kita, capek," kata dia.

Dana optimalisasi sebesar Rp 27 triliun menjadi sorotan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan kekhawatirannya dana itu bakal diselewengkan tahun depan. Apalagi momentum pemilu kerap ditandai dengan adanya penggangsiran duit pemerintah secara besar-besaran.

Dana optimalisasi adalah program yang muncul dari pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di DPR. Dalam pembahasan, disepakati bahwa ada ruang untuk meningkatkan pendapatan bila menyalurkan anggaran tertentu kepada kementerian dan lembaga. Namun, jumlah dana tertentu yang disebut dana optimalisasi itu diduga ditentukan sendiri oleh Dewan. Program-program kerja yang akan dibuat di kementerian dan lembaga juga dicurigai berisi titipan Dewan.

Marzuki menyatakan pengaturan distribusi dana optimalisasi agar tak dikorupsi sebenarnya perkara yang mudah. Ia meminta kementerian dan lembaga selaku penerima dana membuat program cadangan untuk menampung duit tersebut. Dengan begitu, tidak ada lagi oknum yang memanfaatkan dana dengan membuat program-program dadakan. "Jangan dibiarkan dana optimalisasi itu diatur bebas," ujarnya.

Ia pun meminta penegak hukum mendorong pola pencegahan. "Kalau sistem pencegahan, dibuat mekanismenya, sehingga tidak ada lagi ruang untuk korupsi."

TRI SUHARMAN

Baca juga:

Abraham Samad: KPK Tak Takut Golkar

Survei: Tak Pecat Atut, Golkar Disebut Bela Koruptor

Kebangetan, Pejabat Bisa Disogok Dolar Langka

Soal Legalisasi Pelacuran, Ahok: Jangan Munafik

Berita terkait

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

1 jam lalu

Kualitas Beton Jalan Tol MBZ Diduga di Bawah SNI, Jasamarga Klaim sudah Penuhi Syarat Laik Fungsi

PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) mengklaim Jalan Tol Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) penuhi syarat laik fungsi.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

12 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

Kejati Aceh Periksa Ketua BRA Suhendri sebagai Saksi Korupsi Anggaran Budi Daya Ikan Kakap Rp 15 Miliar

13 jam lalu

Kejati Aceh Periksa Ketua BRA Suhendri sebagai Saksi Korupsi Anggaran Budi Daya Ikan Kakap Rp 15 Miliar

Kejati Aceh memeriksa Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Suhendri perihal dugaan korupsi penyimpangan dan pengadaan budi daya ikan kakap.

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

13 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi

1 hari lalu

Menteri Pertanian Janji Bersihkan Kementerian dari Korupsi

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan tidak pandang bulu dalam pemberantasan korupsi di lembaganya.

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Abdul Gani Kasuba Pakai 27 Rekening untuk Tampung Uang Gratifikasi Rp109 Milyar

2 hari lalu

Abdul Gani Kasuba Pakai 27 Rekening untuk Tampung Uang Gratifikasi Rp109 Milyar

Mantan Gubenur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, didakwa menerima gratifikasi dari Kepala OPD dan PNS di lingkungan Pemprov Maluku Utara

Baca Selengkapnya