Warga Dangko dan Abdul kadirb telibat bentrok di kawasan kecamatan mariso, Makassar, Rabu (30/1). Bentrokan antar warga yang berlangsung selama 10 jam ini mengakibatkan puluhan warga terluka terkena anak panah dan peluru senapan angin. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Bima - Bentrok antar warga dua desa di kabupaten Bima, Nusa Tenggraa Barat telah menelan korban lima orang mengalami luka bacok dan kritis, Selasa, 31 Desember 2013. Kedua desa bertetangga itu adalah Desa Cenggu, Kecamatan Belo dan Desa Nisa Kecamatan Woha. Polisi menduga pemicunya dendam lama saat bentrok di acara organ tunggal, Agustus lalu.
"Bentrok antar warga ini sudah bisa dikendalikan," kata Kapolres Bima Ajun Komisari Besar IGPG Ekawana Prasta, Selasa 31 Desember 2013.
Lima orang korban bacok adalah Bowo, 20 tahun, Irfan 16 tahun, Darlan 30 tahun, Haerul 28 dan Amir 23 tahun. Sementara, puluhan lainya mengalami luka terkena lemparan batu dan ketapel.
Bentrokan pecah di di areal persawahan tapal batas kedua desa. Tidak jelas siapa yang memulai, kedua kelompok warga saling serang selama dua jam. Mereka menggunakan senapan rakitan, panah, dan pedang.
Sejumlah personil kepolisian dari Polsek Belo, Dan Polres Bima berusaha melerai tak mampu berbuat banyak. Massa tetap saling serang. Begitupula himbauan kepala desa agar warganya mundur dan membubarkan diri tak diindahkan. Areal persawahan yang baru ditanami padi menjadi medan pertempuran.
Situasi keamanan berangsur normal hingga menjelang petang setelah puluhan polisi dari Polres Bima tiba di lokasi. Mereka langsung dikerahkan untuk menjaga perbatasan kedua wilayah guna menghindari terjadinya bentrok susulan.