Jika Bantuan Tak Maksimal, Aceh Punya Legitimasi Pisahkan Diri

Reporter

Editor

Kamis, 30 Desember 2004 14:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan Ketua MPR, Amien Rais, menegaskan jika pemerintah pusat tidak bisa mengatasi musibah gempa dan tsunami di Aceh dengan baik dan proporsional, maka rakyat Aceh mempunyai legitimasi untuk mempertanyakan apakah mereka masih perlu menjadi bagian dari republik ini. ?Kita berlomba dengan waktu, mereka tentu akan mempertanyakan masihkah mereka perlu menjadi bagian republik,? katanya dalam konferensi pers DPP PAN di Jakarta, Kamis (30/12). Amien yang menyebut dirinya dalam kapasitas sebagai anak bangsa, menambahkan derita, air mata, darah, rakyat Aceh sudah memuncak. ?Ini bukan dramatisasi tapi berdasarkan hasil kunjungan dua hari ke daerah Aceh. Rakyat Aceh sudah hampir hopless (tidak mempunyai harapan) dan helpless,? kata Ketua Umum PAN ini. Amien menilai langkah pemerintah sudah tepat dengan menetapkan musibah Aceh sebagai bencana nasional. Begitu juga dengan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa pemerintah pusat akan mengambil alih status darurat sipil di Aceh. Namun dirinya belum melihat langkah lebih lanjut yang konkrit dari pemerintah. ?Belum ada action hanya rapat-rapat saja,? ujarnya. Ia mengungkapkan bahwa selama ini langkah pemerintah belum maksimal karena belum memobilisasi seluruh dana, daya, dan seluruh peralatan yang dimiliki pemerintah untuk menanggulangi musibah Aceh. ?Ini perang total, karena kerusakan yang diderita rakyat juga sudah total, sudah tinggi. Saatnya pemerintah pusat mengeluarkan semua daya dan kekuatan yang terpusat untuk menanggulangi musibah Aceh. Yang sekarang saya lihat belum ke arah sana bahkan belum cukup rapi terorganisir,? jelas Amien. Menurut Amien, tak ada alasan bagi pemerintah tidak memiliki dana untuk masalah Aceh. ?Saya menghimbau Bupati, Wali Kota, Gubernur yang mempunyai dana plus mengarah totalkan untuk penanggulangan masalah Aceh. Ini sudah masalah kemanusiaan,? katanya. Ia mengungkapkan, sebenarnya musibah Aceh merupakan kesempatan yang baik bagi pemerintah menunjukkan bahwa Aceh merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia. ?Aceh merupakan darah daging republik ini,? katanya. Ia mengungkapkan bahwa yang diperlukan rakyat Aceh adalah tindakan bukan hanya tindakan simbolik bukan hanya berupa kunjungan menteri atau kunjungan nasional yang setengah hari sudah pulang atau bendera setengah tiang. ?Secara simbol sudah bagus tapi rakyat butuh penanganan yang cepat, sigap, tanggap, dan efisien,? katanya. Pemerintah, tambahnya, tidak perlu lagi mempertimbangkan harga diri, diplomatis, politis, ideologi, untuk penanganan masalah Aceh. Menurutnya, negara-negara lain seperti Australia, Jepang, Malaysia, dan Amerika ingin segera masuk ke Aceh tapi jadi terlambat karena sikap pemerintah yang mempertimbangkan hal-hal tersebut. ?Ini sudah masalah kemanusiaan tidak ada masanya lagi saling menyalahkan,? kata dia. Ia menghimbau kepada para pejabat yang ingin menolong jangan bersikap pamer atau partai atau kelompok tertentu yang ingin menolong sebaiknya meninggalkan jaket partai. ?Mereka tidak suka dengan keadaan memuncak derita ini masih ada orang yang menggunakan jaket partai,? tambahnya. Ia tidak percaya jika negara yang sebesar ini kesulitan dalam transportasi untuk distribusi bantuan pangan dan obat-obatan. Lagipula, Bandara Aceh normal serta jalan dari Medan ke Aceh mulus, tapi mengapa ada kesulitan transportasi. Tidak ada alasan bagi pemerintah kesulitan transportasi karena kita punya ratusan helikopter TNI, serta mobil SPBU. ?Jika kita betul-betul, kita bisa melaksanakan mobilisasi nasional kita dapat mengerahkan helikopter TNI dan helikopter milik perusahaan di Indonesia,? katanya. Ia mengungkapkan bahwa masalah ini merupakan masalah krusial jangan sampai ada orang-orang yang memobilisasi dan memperkeruh keadaan. Berdasarkan pantauannya, musibah di Aceh telah mengakibatkan kerusakan total yang sebenarnya dan bersifat multidimensional. Dimana 70-80 persen pasar, toko, kampung, rusak total, uang sudah tidak ada artinya. Ia dapat memahami tindakan rakyat Aceh yang eksodus untuk menghindari musibah yang lebih besar yaitu epidemi yang luar biasa yang diakibatkan oleh ribuan jenazah yang sudah hancur penuh belatung dan bau tidak tertahankan. ?Ini musibah yang tidak bisa dianggap enteng,? jelasnya. Badriah?Tempo

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

2 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

2 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

4 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

4 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

4 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

5 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

9 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

13 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya