TEMPO Interaktif, Medan: Juru bicara Presiden, Andi Malarangeng menjelaskan masalah transportasi menjadi kendala dalam penyaluran bantuan bencana ke Banda Aceh. Akibatnya, barang bantuan menumpuk di Posko Banda Aceh karena tidak ada pengangkutan. "Yang dibutuhkan saat ini transportasi di daerah lokasi bencana," ujar Andi Malarangeng saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Posko Bencana Alam di Lanud TNI AU Medan, Rabu (29/12). Andi menambahkan, akibatnya barang tersebut sangat lambat disalurkan ke daerah bencana. ?Di sana saat ini sangat butuh truk,? ucapnya. Saat ini, kebutuhan mobil angkutan truk didrop oleh TNI dari Lhokseumawe, enam jam dari Banda Aceh. Namun ia menilai, hal tersebut belum cukup. Selain itu, Andi mengatakan, Aceh sangat membutuhkan pasokan bahan bakar dan personel yang terlatih dalam menangani korban di lokasi bencana. Pemerintah mengucapkan penghargaan sebesar-besarnya terhadap pihak-pihak yang ingin menjadi sukarelawan untuk terjun ke daerah bencana. "Yang dibutuhkan relawan terlatih yang tidak menjadi beban disana," ucap Andi. Akan lebih baik, bantuan tersebut disalurkan melalui barang atau uang. Dari informasi terakhir dari daerah bencana, Kabupaten Meulaboh masih terisolir. Meulaboh belum bisa didaratkan pesawat berjenis besar hanya helikopter saja. Sementara jalan darat masih terputus. Salah satu sarana untuk menembus pengiriman bantuan melalui jalur laut. "Hari ini sudah dikirim kapal perang dari Belawan dan Sibolga," ucap Andi. Sementara itu untuk Nias, Sumatera Utara, bahan bantuan sudah menembus wilayah lokasi bencana yang susah terjangkau, juga dengan menggunakan kapal perang. Pada kesempatan ini, Andi juga mengatakan, Sekjen PBB Kofi Annan, menelpon Susilo Bambang Yudhoyono tadi pagi untuk mengucapkan ikut bela sungkawa atas terjadinya peristiwa ini. Keduanya berbicara sekitar 10 menit. Hambali Batubara/Bambang Soed?Tempo