Wakil Gubernur Banten Rano Karno dan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany usai menghadiri sebuah acara di Setu, Tangerang Selatan, Banten, (23/10). Setelah Gubernur Banten Atut Chosiyah jarang muncul di hadapan publik, Rano Karno yang tampil di kegiatan kegubernuran. ANTARA/Muhammad Iqbal
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara keluarga Ratu Atut, Fitron Nur Ikhsan, mengatakan banyak proses politik yang terjadi pasca-Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Gairah politik itu lahir bukan dari masyarakat, melainkan elite Banten.
"Saya diajak keluar dari lingkaran Atut untuk bersatu bersama mereka untuk menghalangi langkah Rano menjadi Gubernur," kata Fitron di Warung Daun dalam Dikusi Polemik berjudul "Setelah Atut Tersangkut" pada Sabtu, 21 Desember 2013.
Namun, Fitron enggan menjelaskan siapa kalangan elit yang dimaksud untuk melakukan skenario menjatuhkan Rano. "Yang pasti alasan untuk menjegal adalah Rano bukan orang Banten asli."
Namun Fitron masih bertahan menjadi juru bicara Atut. Keluarga Atut, kata dia, ogah ikut campur mendukung atau menolak upaya menjegal Rano. "Ibu kini memfokuskan diri ke proses hukum yang menimpanya," kata dia.
Sebelumnya, Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y. Tohari mengatakan, Golkar belum membahas posisi Wakil Gubernur Rano Karno jika status Gubernur Atut benar-benar lengser.
"Pembahasan Wakil Gubernur (Banten) sebagai kompensasi dari naiknya Rano masih terlalu prematur dibahas," kata dia. Kendati begitu, mekanisme pembahasan menentukan siapa wakil dari Rano nantinya sudah dipersiapkan. Untuk siapa posisi tersebut, kata dia, belum ada pembicaraan.
Golkar akan legowo jika nanti mantan pemeran Si Doel Anak Sekolahan itu jadi orang nomor satu di Banten. "Jika sesuai peraturan, Golkar akan mendukungnya," kata Hajriyanto. Golkar, kata dia, akan menyerahkan suksesi sepenuhnya kepada pemerintah.
Sidang kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten yang menyeret mantan Gubernur Banten, Atut Chosiyah, sebagai terdakwa menegaskan adanya praktek politisasi birokrasi yang amat serius. Dalam sidang terungkap berbagai kesaksian bagaimana Atut dan keluarganya mampu mengatur birokrasi agar loyal dan tunduk kepada perintah mereka.