ITN Sangkal Foto Pelecehan Seksual di Media Sosial
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Senin, 9 Desember 2013 18:41 WIB
TEMPO.CO, Malang - Selain menyingkap kasus kekerasan yang menyebabkan mahasiswa bernama Fikri Dolasmantya Surya tewas, Organisasi Daerah Mahasiswa-Mahasiswi Tastura Lombok (MATUR) Malang juga mengungkap adanya indikasi pelecehan seksual dalam kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) oleh mahasiswa senior Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Pelecehan itu dilakukan mahasiswa senior kepada mahasiswi baru Jurusan Planologi.
"Panitia memaksa para mahasiswi mengulum singkong berbentuk seperti alat kelamin laki-laki," kata Lalu Haq Mustaqim, ketua organisasi tersebut, Senin, 9 Desember 2013. Sejumlah saksi, ujar Lalu, telah menjelaskan kegiatan yang diselenggarakan di Gua Cina, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, itu. Kegiatan tersebut, kata dia, tak hanya melukai secara fisik, tapi juga menyebabkan para mahasiswa baru mengalami traumatis mendalam.
Apalagi foto-foto kegiatan tersebut telah beredar di jejaring sosial, termasuk di Twitter. Dala foto tersebut, terlihat aksi kekerasan yang dialami mahasiswa baru. Nampak seorang mahasiswi telentang dan tubuhnya ditindih sejumlah lelaki. Foto tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi indikasi pelecehan seksual. (Mahasiswa ITN Diduga Tewas Dipelonco)
"Dari fotonya ya terlihat seperti itu," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan ITN Malang, I Wayan Mundra. Kegiatan tersebut, kata dia, telah mendapat persetujuan dan izin dari Rektorat. Bahkan ketua Jurusan Planologi juga mendampingi kegiatan yang dilakukan untuk pengenalan jurusan yang dipilih para mahasiswa baru.
Sekretaris Jurusan Planologi ITN Malang, Arief Setiyawan, mengaku telah melihat foto yang tersebar di media sosial. Namun, ia menilai aksi dalam foto tersebut bukanlah kegiatan di lapangan yang dilakukan mahasiswa ITN. "Dilihat wajah dan kulitnya, bukan mahasiswi ITN. Bahkan sepatunya terlihat mahal, bukan mahasiswi sini," katanya.
Jika saat itu terjadi tindakan asusila, katanya, warga Desa Dadaprejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, pasti tak akan tinggal diam. Sebab, kegiatan dilakukan di tengah-tengah perkampungan yang dihuni 40 keluarga. "Kalau benar ada pelecehan seperti itu warga pasti marah dan menghentikan tindakan para mahasiswa itu," katanya.
Kegiatan tersebut juga dilakukan untuk menguji mental mahasiswa baru. Ia juga menyangkal terjadi kekerasan fisik hingga menyebabkan korban Fikri tewas. Menurutnya, Fikri kelelahan karena padatnya kegiatan yang dilakukan mulai subuh sampai pukul 12 malam. Kegiatan tersebut menguras fisik peserta. Apalagi, bobot tubuh Fikri 110 kilogram sehingga dia cepat mengalami kelelahan.
EKO WIDIANTO
Berita populer:
Artijo, Hakim 'Killer' di Mata Koruptor
Ini Koleksi Vila Para Jenderal di Citamiang
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Kerusuhan Pecah di Little India Singapura