Abraham Samad bersama Megawati Soekarnoputri dalam acara Rapat Kerja Nasional III PDIP di Ancol, Jakarta, (7/9). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyindir banyaknya akun anonim di dunia maya. Pasalnya, akun-akun itu bebas menyebar berita negatif yang belum tentu benar.
"Akun-akun palsu itu beribu-ribu, ada triomacan, jilbabhitam, memberitakan hal-hal sangat negatif, menyerang lembaga dan personal," ujarnya saat membuka seminar hubungan masyarakat yang diselenggarakan lembaganya di Balai Kartini, Kamis, 5 Desember 2013.
Menurut dia, tak lama setelah dilantik sebagai Ketua KPK, ia juga melihat banyak akun Twitter dan Facebook yang berlabel namanya. Akun-akun itu berbicara seolah Abraham benar-benar pemiliknya. Padahal, dia saat itu tak pernah membuat akun Twitter dan Facebook.
"Pernah akun-akun itu menyerang Presiden dan kesannya seram sekali. Ini dampak negatif media sosial," katanya.
Namun, ia berpendapat efek positif media sosial jauh lebih banyak. Antara lain, orang bisa menyampaikan informasi jauh lebih cepat ketimbang media konvensional. KPK pun pernah terbantu oleh pengguna media sosial, yang menggalang dukungan saat lembaga antirasuah itu sempat diserang dengan beragam upaya pelemahan.
Abraham menyarankan para pejabat hubungan masyarakat untuk aktif menggunakan media sosial guna menyampaikan kabar tentang lembaganya. Dengan begitu, mereka bisa lebih optimal dalam mengangkat citra lembaganya di mata publik.
Lembaga Demografi FEB UI Rilis Hasil Studi Mengenai Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel
17 jam lalu
Lembaga Demografi FEB UI Rilis Hasil Studi Mengenai Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) meluncurkan hasil studi komprehensif bertajuk 'Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel Terhadap Perekonomian Indonesia'.
