Seorang anak di pegang ibunya saat acara pemberian imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Mataram - Terdapat 158 kabupaten di Indonesia yang termasuk daerah tertinggal memperoleh prioritas sebagai lokasi pelaksanaan pembangunan perdesaan sehat. 158 kabupaten daerah tertinggal tersebut memiliki IPM kurang dari 72,2 sekaligus komposit pendukungnya berupa indeks kualitas kesehatan yang diwakili dengan Angka Harapan Hidup (AHH) kurang dari 68,8.
Berdasarkan data dari 158 Kabupaten tersebut, terdapat 2.491 wilayah perdesaan (wilayah kerja Puskesmas), 24.095 desa dan 10.759.005 rumah tangga. Sedangkan sasaran kondisi yang ingin dicapai oleh pembangunan Perdesaan Sehat adalah memastikan ketersediaan dan berfungsinya dokter Puskesmas bagi setiap Puskesmas, bidan desa di setiap desa, air bersih, sanitasi setiap rumah tangga dan gizi seimbang terutama setiap ibu melahirkan, ibu menyusui dan balita.
Adanya kabupaten daerah tertinggal prioritas tersebut, disampaikan oleh Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan KPDT Hanibal Hamidi di Mataram, Ahad sore, 17 November 2013. Seluruh sasaran baik fokus dan lokasi pembangunan Perdesaan Sehat diharapkan akan tercapai pada tahun 2025.
Menurutnya, selama ini di bidang kesehatan, Indonesia tertinggal dibanding Burma dan Vietnam. Apalagi dengan Malaysia. "Secara langsung akan bermuara pada pencapaian visi aspek kesehatan," kata Hanibal yang juga bertindak sebagai ketua pelaksana Jambore Perdesaan Sehat I - 2013 yang akan diselenggarakan di Gerung, Lombok Barat, 19-20 November 2013.