Dua Petinggi Golkar Disebut Jaksa KPK di Kasus PON

Reporter

Kamis, 7 November 2013 07:49 WIB

Seorang petugas penyidik KPK membawa barang bukti hasil penggeledahan ruang kerja ketua fraksi Partai Golkar Setya Novanto, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (19/3). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Pekanbaru - Dua petinggi Partai Golkar disebut jaksa penuntut Komisi Pemberantasan Korupsi dalam surat dakwaan Gubernur Riau (nonaktif) Rusli Zainal yang dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Riau, Rabu, 6 November 2013. Mereka adalah Setya Novanto dan Kahar Muzakir.

Surat dakwaan yang dibacakan jaksa secara bergantian menguraikan, sekitar September 2011, Rusli selaku Ketua Umum Pengurus Besar PON XVIII Riau didatangi Lukman Abbas, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau. Lukman melaporkan anggaran pembangunan stadion utama dan infrastruktur yang dialokasikan pada 2011 dan diatur dalam Perda Nomor 5 Tahun 2008 tidak mencukupi.

“Akibatnya, Dispora Riau tidak bisa membayar kontrak pembangunan stadion utama yang mencapai Rp 290 miliar,” jaksa Riyono menguraikan. Rusli kemudian menugasi Lukman mengurus anggaran ke pemerintah pusat melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Lukman bersama S.F. Haryanto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Riau, lalu membuat usul penambahan dana.

Sekitar Februari 2012, usul disampaikan Rusli bersama Lukman dan Haryanto di hadapan Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto dan anggota Badan Anggaran, Kahar Muzakir. Pertemuan terjadi di ruang kerja Setya Novanto. Rusli meminta Setya membantu proses pembahasan dan persetujuan usul tambahan anggaran dari APBN. “Setya Novanto menyarankan agar Lukman Abbas menghubungi Kahar Muzakir,” kata Riyono.

Lukman dan Kahar melanjutkan pertemuan di ruang kerja Kahar. Pada saat itu, Kahar meminta Lukman menyediakan dana US$ 1,7 juta atau setara 6 persen dari total pengajuan anggaran Rp 290 miliar. Kahar mengutarakan uang akan dibagikan kepada anggota DPR RI agar usulan penambahan anggaran disetujui. Kahar meminta 3 persen terlebih dulu.

Mendengar permintaan tersebut, Rusli menyuruh Lukman mencari dana dari para rekanan pelaksana proyek pembangunan sarana PON XVIII. Rekanan tersebut adalah PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, dan PT Pembangunan Perumahan. Maka terkumpullah US$ 850 ribu.

Pada 24 Februari 2012, Lukman menghubungi Rusli melalui telepon dan menyampaikan bahwa uang yang diminta Kahar telah terkumpul. Uang diantar Lukman beserta sopirnya, Heriyadi, ke Senayan. Uang US$ 850 ribu diserahkan kepada Kahar di ruang kerjanya. Setelah itu, Kahar meminta tambahan US$ 200 ribu lagi.

Uang tambahan diserahkan Lukman pada 22 Maret 2013 di lantai dasar gedung DPR. Lukman ditemani Heryadi menyerahkan uang pada Wihaji, sopir Kahar. Lukman juga diminta Rusli menyediakan Rp 500 juta untuk dirinya. Uang diserahkan kepada ajudan Rusli, Said Faisal, di Jalan Petala Bumi oleh sopir PT Adhi Karya, Nasapwir. (Baca juga: KPK Periksa Istri Kedua Rusli Zainal )

Rusli Zainal terlibat tiga kasus. Dua di antaranya terkait dengan kasus penyusunan Peraturan Daerah tentang Pekan Olahraga Nasional Riau pada 2012. Selain memberi suap, Rusli Zainal diduga menerima hadiah. Rusli juga menjadi tersangka dalam kasus pidana korupsi penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di Pelalawan dan Siak pada periode 2001-2006.

Menanggapi dakwaan jaksa, pihak terdakwa langsung membacakan eksepsi. Keberatan pihak terdakwa dibacakan pengacara Rusli, Rudi Alfonso. Ketika dimintai konfirmasi, Kahar tidak menjawab panggilan telepon dan pesan pendek Tempo. Hal yang sama terjadi ketika Tempo mencoba menghubungi Setya. Selengkapnya soal kasus korupsi PON Riau baca di sini.

RIYAN NOFITRA



Berita Lainnya:
Akil Mochtar: Mahfud Md. Pernah Langgar Kode Etik
Sekali Main, Iis Dahlia Dibayar Akil Rp 30 Juta
Kebencian Demokrat ke Jokowi Dinilai Menjadi-jadi
Kata Hakim Vica soal Isu Selingkuh dan Foto Syur
Mengundang Jokowi Harus Bayar? Ini Kronologinya

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

3 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

13 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

21 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

22 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

23 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

23 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

26 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

32 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

32 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

38 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya