Seniman Yogya Dituding Peralat Anak Putus Sekolah  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 11 Oktober 2013 16:50 WIB

Mural "Anti Korupsi". ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menuding kegiatan seni yang digagas seniman mengkritik pemerintah kota lewat Festival Seni Mencari Haryadi memperalat anak putus sekolah. “Dari dua orang anak yang kami tangkap sedang melakukan aksi corat-coret kemarin, semuanya anak putus sekolah. Kami menduga mereka diperalat untuk aksi seperti ini,” kata Kepala Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Nurwidi Hartana kepada wartawan, Jumat, 11 Oktober 2013.

Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta menangkap dua remaja berusia 17 dan 14 tahun yang tengah memperbaiki mural di rumah kosong simpang Pojok Beteng Wetan pada Selasa, 8 Oktober 2013. Mural itu bagian dari kegiatan pembuka festival yang akan berlangsung hingga Maret 2014. Satu di antaranya divonis hakim 7 hari penjara dengan masa percobaan 14 hari oleh hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta, Kamis, 10 Oktober 2013.

Nurwidi mengatakan, pemerintah menghormati kreativitas seniman di Yogyakarta asalkan melalui jalur yang ditentukan. “Buktinya sejumlah mural juga kami biarkan,” kata dia. Akan tetapi, dia tak menggolongkan aksi di Pojok Beteng itu sebagai kreativitas seni. “Itu vandalisme.”

Menurut dia, jika seniman akan berkarya dengan memanfaatkan bangunan atau membuat mural, maka harus mengajukan izin ke Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta. “Pengelolaan aset dan bangunan kota di bawah instansi itu,” katanya.

Sebaliknya, Direktur Artistik Festival Seni Mencari Haryadi, Agung Kurniawan, menilai syarat perizinan itu menjurus pada pemberangusan kreativitas. “Respon pemerintah kota perlu dilawan karena bakal makin membuat Kota Yogya tak nyaman untuk berkreasi dan tak terbuka terhadap kritik,” katanya.

Agung juga membantah tudingan Nurwidi soal pemanfaatan anak jalanan. “Seniman street art adalah anak yang kebetulan melihat karya dan merespon. Kenapa bisa sampai persepsi memperalat?” kata dia. Dia menjelaskan, festival terbuka bagi siapa pun yang ingin memperbaiki wajah kota yang kian semrawut, ibu rumah tangga ataupun anak putus sekolah. "Tujuannya untuk memperbaiki kota yang semakin kehilangan sosok pemimpin, tak peduli latar belakangnya."

PRIBADI WICAKSONO


Berita Terpopuler:
SBY: Saya Bukan Pejabat Kacangan
Gaji Hakim Konstitusi Cukup buat 'Lima Istri'
SBY Minta Luthfi Hasan Tak Bersaksi Palsu
200 Tanah Suami Airin, dari Banten sampai Melbourne
Cara Atut Menjadi Gubernur Banten Versi Jazuli

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya