TEMPO.CO, Mojokerto - Sesepuh Nahdlatul Ulama, Solahuddin Wahid, menilai skandal suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar bisa mempengaruhi citra bekas Ketua MK, Mahfud Md. Mahfud yang digadang-gadang para kiai Nahdlatul Ulama untuk maju dalam pemilihan presiden 2014. “Sedikit banyak ada pengaruhnya juga, baik positif maupun negatif,” kata Gus Solah saat dihubungi, Rabu, 9 Oktober 2013.
Ia yakin Mahfud masih bersih dari skandal suap. Bila ini bisa terangkat, citra positifnya selama ini bisa semakin menanjak dan jadi modal politik nanti. Sebaliknya, jika dalam perkembangan penyidikan suap MK juga menyeret Mahfud, serta-merta akan merusak citranya sebagai orang yang selama ini dikenal bersih dan tegas dalam mengambil kebijakan hukum.
Geger di MK itu, menurut Gus Solah, cukup menyita waktu Mahfud yang sedang mempersiapkan road show politik ke sejumlah daerah, terutama luar Jawa. Tapi, Mahfud punya tanggung jawab moral ke MK. “Secara moral, dia harus memulihkan kepercayaan masyarakat pada MK,” ujar adik kandung Gus Dur ini.
Dalam pertemuan puluhan kiai NU di Pondok pesantren Darul Ulum, Jombang, 18 September 2013, para kiai NU sepakat mendukung Mahfud sebagai calon presiden 2014. Hingga kini belum dibahas siapa calon wakil presiden yang tepat untuk mendampingi tokoh kelahiran Madura itu.
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
5 jam lalu
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.