TEMPO Interaktif, Ambon: Sekitar 400 siswa SMU Negeri 9 Sentra Waiheru, kecamatan Baguala, Ambon, berdemonstrasi di depan gedung Balai Kota Ambon, Senin (29/11). Mereka menuntut walikota mengembalikan mereka ke lokasi sekolah semula di Sentra Waiheru. Karena sejak kerusuhan Ambon meletus untuk pertama kalinya 19 Januari 1999, warga SMU 9 tidak pernah lagi menginjakkan kaki ke sekolah tersebut. Sejak kerusuhan hingga sekarang lokasi SMU 9 dipindahkan ke di desa Batu Gajah kecamatan Cirimau, Ambon. Massa demonstran yang terdiri dari para siswa SMU Negeri 9 Ambon, anggota HMI, PNII, Pelajar Islam Indonesia, Komite Sekolah, dewan guru, serta tokoh masyarakat, yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Kota Ambon, bergerak dari Masjid Al Fatah Ambon ke kantor walikota Ambon yang berjarak sekitar 500 meter dari Masjid Al Fatah, sejak pukul 10.00 WIT. Di depan kantor Walikota Ambon para pengunjuk rasa yang membawa beberapa lembar spanduk dan poster berjejer rapi sambil meminta agar walikota Ambon M.J. Papilaja bersedia menerima mereka. Sekitar 30 menit berdemo, walikota menerima mereka. Dihadapan walikota Ambon, Hanida Laila, salah seorang siswi SMU Negeri 9 Ambon, membacakan pokok-pokok pikiran Aliansi. Intinya para siswa SMU Negeri 9 Waiheru dan masyarakat peduli pendidikan menuntut pemerintah Ambon dan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Ambon untuk segera memfungsikan status SMU Negeri 9 Ambon yang berada di Waiheru. Walikta Ambon MJ. Papilaga menyatakan status siswa SMU Negeri 9 Ambon, sah. Nomor induk para siswa akan segera didapatkan. Sedangkan terkait fasilitas sekolah, Walikota Ambon mengatakan, sedang mendata fasilitas yang ada, sehingga bisa dilakukan pemerataan pengadaannya. Mochtar Touwe - Tempo