Cara Djoko Pekik Melawan Trauma 1965  

Reporter

Senin, 30 September 2013 08:50 WIB

Mari Elka Pangestu ditemani Gitaris Dewa Budjana saat mengunjungi Pameran Gitar Lukis dan Peluncuran buku Dawai Dawai Dewa Budjana di Museum Nasional, Jakarta (30/8). Maestro seni Srihadi Soedarsono, Djoko Pekik, dan sejumlah fotografer profesional seperti Darwis Triadi, Jay Subyakto, dan Ray Bakhtiar ikut serta dalam gelaran ini. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis Djoko Pekik duduk menyilangkan kaki di rumahnya, Dusun Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Pekik biasa melukis di studio miliknya seluas 12 X 8 meter persis di tepi Kali Bedog. Ia mengangkat ponsel tua bermerek Ericson. Pekik Lalu memencet angka pada ponsel sembari memicingkan mata.

Pekik bicara dengan kawan lamanya, Suhardjija Pudjanadi. Pudjanadi adalah seniman yang berhimpun ke Lembaga Kebudayaan Rakyat. Pekik dan Pudjanadi merupakan anggota Sanggar Seni Bumi Tarung. Sanggar seni ini bagian dari Lekra. Pekik menggoda Hardjija agar segera menyiapkan kaos, baju, handuk dan sabun. Pekik bilang saat ini ada cidukan gaya baru.

Celetukan Pekik dalam ponsel itu merupakan cara Pekik mengatasi trauma setelah peristiwa 1965 meletus. Tentara waktu itu memburu Pekik dan seniman Lekra lainnya pada 30 September hampir 48 tahun lalu. Pekik biasa melontarkan guyonan itu ketika menelepon kawan sesama eks tahanan politik. “Guyonan itu kejutan untuk teman eks tapol supaya degdegan,” kata Pekik kepada Tempo lewat ponselnya, Ahad, 29 September 2013 .

Pekik kerap bercanda dengan seniman Lekra lainnya setelah mereka sama-sama bebas dari tahanan militer. Dalam periode tertentu mereka saling bertemu. Pekik menggambarkan seniman Lekra ada yang hidupnya sengsara. Ada juga yang setengah sengsara. Pekik juga bilang seniman Lekra juga ada yang sukses karena lukisannya harganya selangit. “Saya sebagai manusia tidak mau dikalahkan oleh rasa trauma,” kata Pekik.

Seniman kawakan ini juga mengatakan untuk mengatasi rasa trauma, seniman Lekra harus berprestasi. Menurut dia, seniman Lekra harus membuat karya seni yang berbobot. Karya seniman Lekra harus mengagumkan. Trauma berangsur hilang karena seniman giat berkarya. Tentara dan polisi pun ikut kagum pada seniman. (Baca: Lekra Anatomi Sebuah Gagasan dan Buruh Seni Bersatulah)

Berita terkait

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

2 Oktober 2023

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Pada era orde lama dan orde baru tetapkan beberapa larangan untuk anak muda seperti musik ngak ngik ngok, rambut gondrong, dan celana ketat.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

29 September 2023

Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

Sebelum terkenal dengan nama Koes Plus, band legendaris ini bernama Koes Bersaudara. Begini alasan terjadi perubahan nama grup band legendaris ini.

Baca Selengkapnya

Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S 1965 Tanpa Alasan

29 September 2023

Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S 1965 Tanpa Alasan

Satu hari sebelum peristiwa G30S, Koes Bersaudara lalu menjadi Koes Plus dibebaskan dari Penjara Glodok tanpa alasan. Apa sebab mereka dibui?

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro Kemarin, Puisi Butet Kartaredjasa Dikaitkan dengan Lekra, Kondisi GBK usai Dipakai PDIP

1 Juli 2023

Top 3 Metro Kemarin, Puisi Butet Kartaredjasa Dikaitkan dengan Lekra, Kondisi GBK usai Dipakai PDIP

Puisi seniman Butet Kartaredjasa dan kondisi GBK usai dipakai PDIP masih menjadi topik yang banyak dicari pembaca

Baca Selengkapnya

Kenang Pramoedya Ananta Toer dan Karya-karyanya, Tak Cuma Bumi Manusia

6 Februari 2023

Kenang Pramoedya Ananta Toer dan Karya-karyanya, Tak Cuma Bumi Manusia

Pramoedya Ananta Toer salah seorang sastrawan legendaris Indonesia, ia menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan dalam 41 bahasa.

Baca Selengkapnya

Jokowi Serahkan DIPA dan TKDD 2023 ke 53 Kementerian dan Lembaga

1 Desember 2022

Jokowi Serahkan DIPA dan TKDD 2023 ke 53 Kementerian dan Lembaga

Jokowi telah menyerahkan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2023 kepada 53 kementerian dan lembaga.

Baca Selengkapnya

Mengenal Utuy Tatang Sontani, Generasi Sastrawan yang Tak Bisa Pulang Setelah G30S

17 September 2022

Mengenal Utuy Tatang Sontani, Generasi Sastrawan yang Tak Bisa Pulang Setelah G30S

Sastrawan Utuy Tatang Sontani tak bisa pulang setelah G30S. Ia dari Peking kemudian tinggal di Moskow, Rusia hingga wafatnya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini di Tahun 2000, Pramoedya Ananta Toer Menerima Penghargaan Fukuoka

26 Juni 2022

Hari Ini di Tahun 2000, Pramoedya Ananta Toer Menerima Penghargaan Fukuoka

Pramoedya Ananta Toer menerima penghargaan utama Fukuoka yang diberikan ke tokoh-tokoh Asia yang berkontribusi bidang akademis, seni, dan budaya.

Baca Selengkapnya

Sebab Lagu Genjer-Genjer Identik dengan PKI dan Dilarang Orde Baru

29 September 2021

Sebab Lagu Genjer-Genjer Identik dengan PKI dan Dilarang Orde Baru

Lagu Genjer-Genjer sudah jarang dinyanyikan karena dianggap memiliki kaitan dengan PKI.

Baca Selengkapnya

Organisasi-Organisasi yang Dianggap Berafiliasi Dengan PKI

29 September 2021

Organisasi-Organisasi yang Dianggap Berafiliasi Dengan PKI

Setelah peristiwa G30S, anggota organisasi yang dianggap terkait dengan PKI diburu dan ditangkap

Baca Selengkapnya