TEMPO Interaktif, Lhokseumawe: Jenazah anggota Brimob dari satuan tugas pelopor II pos desa Seuneubok Aceh Kecamatan Idi Rayeuk Aceh Timur, korban penyerangan personil TNI dari Yonif 111 Karma Bhakti Kompi senapan B Peudawa Rayeuk Aceh Timur, hari ini Jumat (26/11) dibawa ke kampung halamannya, Palembang Sumatera Selata. Korban tewas bernama Bharaka Jonsen yang terkena peluru di bagian kepala. Sedangkan tiga korban tembak lainnya, yaitu Bharaka Dikdik Santosa, luka tembak di paha hingga tulang paha patah; Bharaka Faisal tertembak di lambung dan Bharaka Alidah terserempet peluru di bagian kepala. Mereka masih dirawat di rumah sakit Umum Langsa.Bentrokan bersenjata antara TNI dan Brimob tersebut terjadi pada Kamis (25/11) pukul 15.30 Wib hingga 16.30 Wib. Bentrokan terjadi tiba-tiba setelah sekitar 30-an anggota TNI dari Yonif 111 yang mengendarai enam sepeda motor dan 1 mobil datang ke pos Brimob desa Seuneubok.Menurut Bribda Gadir Hery Wibowo komandan pos Brimob tersebut, sesampainya anggota TNI di pos, salah satu personil TNI langsung meminta sejumlah personil Brimob berkumpul di dalam pos dan diajak untuk membicarakan persoalan tertentu, yang tidak diketahui jelas oleh Hery. Yang didengar Hery, adalah kata-kata," mana yang stop saya kemarin? Mana dia? Ya kita masuk dulu dan kita cari di dalam pos." Semula, hanya tiga anggota TNI yang masuk ke pos, tapi makin lama makin banyak. Bahkan ada yang masuk melalui pintu belakang dan menggiring salah satu komandan regu Brimob yang bernama Sugeng. Sugeng pun kemudian dipukuli oleh beberapa anggota TNI. Situasi semakin tegang, lalu terdengar letusan suara senjata dari arah luar. "Malam itu suasananya kacau. Untung saya pakai rompi anti peluru," kata Hery yang sempat ditembak --namun tidak tembus-- ketika berusaha mencek apa yang terjadi di luar pos.Kontak senjata terus berlanjut, hingga akhirnya pasukan dari TNI tersebut, kabur. Para anggota Brimob di pos desa Seuneubok mengakui adanya keanehan ketika anggota TNI Yonif 111 datang. Keanehan itu dirasakan karena sebenarnya pos Brimob itu sudah bisa didatangi tamu dari TNI atau polisi dari pos lain. Menurut Danpos Bribda Gadir Hery Wibowo, anggota polisi atau TNI dari kesatuan lain sering bertandang ke pos untuk makan-makan. "Saya sempat menyambut kedatangan mereka dan saya tanya ada persoalan apa," ujar Hery.Pasca insiden, tempat kejadian perkara (TKP) kelihatan masih amburadul. Dinding berlubang-lubang terhantam peluru. Di tempat kejadian juga ditemukan barang-barang bukti yang tidak sempat dibawa pelaku yaitu 4 unit sepeda motor dalam kondisi hancur, satu baret, satu telepon seluler, dan sejumlah selongsong amunisi. Kini barang-barang bukti tersebut diamankan di Mapolres Aceh Timur Hingga berita ini diturunkan belum diperoleh keterangan resmi dari pihak berwenang tentang penyebab insiden iniDansatgaspen Kooplihkam TNI Letkol Edy Sulistyadi, membenarkan kejadian tersebut, namun ia menolak berkomentar karena yang terlibat itu bukan personil TNI dari BKO, tetapi dari pasukan organik. Kapolres Aceh Timur AKBP Ilrsaruddin juga menolak berkomentar.Imran MA - Tempo
Bagaimana Hukum dan Konsekuensi di Daerah Darurat Sipil?
12 Februari 2023
Bagaimana Hukum dan Konsekuensi di Daerah Darurat Sipil?
Salah satunya, menambah sejumlah kewenangan kepada presiden sebagai penguasa darurat sipil pusat, dan kepala daerah sebagai penguasa darurat sipil daerah.