TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar mengatakan, pihaknya optimis menangkap dua otak pelaku pemboman Dr. Azahari dan Noordin Muhamad Top, kurang dari 100 hari pertama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Semakin cepat semakin baik. 100 hari itu bukan ukuran waktu yang selalu ditargetkan. Tapi itu memacu kita harus terus bekerja keras," katanya disela-sela rapat koordinasi dengan komisi III DPR RI, Kamis (25/11). Tapi, Da'i tidak bersedia menjelaskan lebih rinci tentang posisi pengejaran tersangka teroris. Karena sudah ada beberapa pihak yang menegur polisi, termasuk DPR. Mereka khawatir, pembeberan polisi tentang identitas tersangka terorisme, dapat mempersulit penangkapan lainnya.Sementara itu, Da'i beranggapan pemberitahuan hasil penangkapan tersangka terori kepada publik, perlu dilakukan bukti bentuk kerja kepolisian. "Yang pasti kami sudah mempertimbangkan segalanya," katanya. Menurutnya, dengan tidak diungkapkan kepada publikpun, sesama jaringan teroris sudah curiga apabila yang lainnya tidak dapat dihubungi kembali atau terpisah dari jaringannya. Misalkan, di dalam jaringan itu setiap dua jam sekali saling berhubungan. Tetapi, apabila yang dihubungi saat itu tidak membalas artinya ada sesuatu terjadi. "Itu hal yang biasa dalam kegiatan terorganisir. Jangankan dia sudah ditangkap baru saja terpisah berarti ada sesuatu," katanya. Iapun yakin, sesama jaringan teroris itu sudah saling mengetahui. Maka, lanjutnya, pihaknya mempunyai kiat atau cara lain untuk menangkap Azahari dan Noordin serta tersangka lainnya. "Yang pasti optimis, hanya soal waktu," katanya. Martha Warta - Tempo