Sebelas peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat berfoto bersama usai memperkenalkan diri kepada Para Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) se-Indonesia di Jakarta (15/9). ANTARA/Rosa Panggabean
Apa sebenarnya motif Farhat melakukan perbuatan yang berpotensi melanggar aturan penyiaran dan kampanye, serta mengusik independensi news room? Farhat sendiri belum bisa dimintai komentar.
Tapi menurut sumber Tempo di TVRI, motif penyiaran itu disebut terkait dengan jabatan Farhat sebagai Dirut. Farhat konon sedang mencari “patron politik” agar jabatannya tak dicopot.
Masih menurut sumber ini, penayangan acara konvensi Demokrat dipakai untuk “mencari muka” ke petinggi Demokrat, yang kini partai ini menjadi penguasa dan memiliki kursi terbanyak di parlemen. Pasalnya, Oktober 2013 nanti, Dewan Pengawas TVRI akan mengevaluasi kinerja Dirut. Selama ini, kata si sumber, kinerja Farhat dinilai tak optimal. “Dia sedang mencari perlindungan politik ke Demokrat, terutama ke Marzuki Alie,” ujar sumber Tempo, Senin 16 September 2013. (Baca: KPI Diminta Usut Siaran Konvensi Demokrat).
Indikasi ini mencuat di internal TVRI, karena setelah siaran konvensi itu Farhat kabarnya sempat meminta rekaman siaran konvensi itu ke awak redaksi. Kabarnya salinan rekaman itu akan diserahkan Farhat ke Marzuki Alie. Sayangnya, sampai berita ini ditulis Farhat dan Marzuki Alie belum bisa dimintai konfirmasi. Ditelepon berkali-kali, Farhat tidak merespon.
Selama ini, Dirut TVRI dipilih oleh Dewan Pengawas TVRI. Adapun Dewan Pengawas dipilih oleh Komisi Informasi di Dewan Perwakilan Rakyat. Siaran TVRI memiliki kemampuan jangkauan paling luas di Indonesia.