Karangan bunga diletakkan di depan peti jenazah Alm.Bripka Sukardi saat disemayamkan di Gedung Sanggita, Asrama Polri, Cipinang Baru, Jakarta (11/09). Alm.Bripka Sukardi tewas ditembak oleh orang tidak dikenal di depan gedung KPK akan dimakamkan di TPU) Kemiri. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menduga serangkaian aksi penembakan polisi dua bulan terakhir ini didalangi kelompok Abu Omar. Modus operandi teror dengan sepeda motor dan proyektil peluru yang sama jadi alasan polisi melontarkan tuduhan tersebut. Ini ditegaskan Kepala BNPT Ansyaad Mbai dalam wawancara khusus dengan majalah Tempo, akhir Agustus 2013 lalu.
Selain Abu Omar, ternyata ada juga kelompok lain yang ikut bermain. Dari Poso, muncul kabar salah satu pentolan teroris Jaringan Poso, Santoso, turun gunung dan berada di sekitar Jakarta.
Sumber Tempo di kepolisian bercerita, kabar soal adanya Santoso di Ibu Kota juga sudah beredar di kalangan anggota Densus 88 Antiteror. Para bekas mujahidin Indonesia barat dan timur, kata sumber itu, kini tengah menyiapkan aksi besar, mirip Komando Jihad--kelompok teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam Indonesia--pimpinan Warman pada 1980-an.
Itu sebabnya, kepolisian kini meningkatkan kesiagaan. Pasukan Densus pun diterjunkan untuk ”mengendus” keberadaan dan kegiatan mereka. Seusai penembakan polisi kemarin, diperkirakan ”sel-sel” tersebut masih akan menciptakan teror. “Mereka tak akan pernah habis dan berhenti,” ujar sumber itu.